Share

Pertemuan

Teng Teng Teng Teng...

"Bersiap" Seru ketua kelas "beri salam" Lanjutnya.

"Selamat siang pak" Ucap anak-anak serentak.

"Selamat siang" Jawab pak guru.

Dalam perjalanan pulang, Ake melihat Rue duduk di dahan sebuah pohon. "Hey Jenn bukankah itu Rue?" Tanya Ake pada Jennian memastikan apa yang dia lihat.

"Kurasa itu memang dia, tapi apa yang dipikirkannya duduk diatas pohon seperti itu?" Jawab Jenn agak bingung.

"Yuk kesana Jenn..." Ajak Ake mendekati Rue, Jenn ogah-ogahan tapi ikut juga.

"Hey kau, apa yang kau lakukan di atas sana?" Jenn menegur Rue. "Apa kau sedang berimajinasi kau itu seekor tupai?" Lanjut Jenn.

"Jenn...jangan seperti itu..." Ake menyela Jenn. "Maaf Rue, Jenn tidak bermaksud mengataimu, kau taulah cara bicara Jenn seperti itu..." Ake mencoba menjelaskan.

"Pergilah...aku tidak tertarik omong kosong." Kata Rue.

"Dasar tidak sopan, Ake ayo pergi dari sini" Jenn kesal.

"Rue, kalau kau mempunyai kesulitan dikelas atau mengenai pelajaran, kau bisa membicarakannya denganku, aku akan coba bantu semampuku" kata Ake.

Rue sama sekali tak menghiraukan kedua teman sekelasnya itu, seolah mereka tidak ada. Dia hanya fokus memandang langit.

"Apa-apaan orang itu, dari dulu aku sudah tidak suka padanya, sekarang dengan sikapnya yang seperti itu, aku makin tidak menyukainya..." Jenn ngomel.

"Sudahlah Jenn, kurasa dia sedang ingin sendiri, kita harus hargai privasinya" Ake mencoba redam hati sahabatnya yang mudah sekali kesal itu.

"Kau juga, aku tak habis pikir kenapa kau peduli dengannya?" Jenn masih meluapkan kekesalannya, kali ini Ake kena omelannya juga. "Jangan bilang kau naksir orang semacam itu." Jenn mengernyit.

"Apa yang kau katakan Jenn, aku cuma penasaran dia sering bolos" jawab Ake. "Lagipula sebagai ketua kelas paling tidak aku harus mencoba membantunya jika dia mempunyai masalah dalam pelajaran."

"Bukannya kau lihat sendiri, orang seperti dia tidak memerlukan orang lain, dia hidup di dunianya sendiri." Jelas Jenn.

*************************************************************

Sementara itu di tempat lain, dunia yang senyap dan hampa. Terdapat ruangan gelap tanpa sudut, tempat yang cukup sunyi dan hanya terdapat sebuah kursi megah di ruangan sebesar itu.

Dari kejauhan nampak siluet sesosok mahluk sedang duduk diatas kursi itu, saat kabut hitam tiba-tiba memenuhi ruang hampa itu, sehingga membuat ruangan gelap itu semakin mencekam. "Tidak bisakah kau muncul tanpa asap-asap kotormu itu Cassius?" Seru sesosok mahluk yang duduk diatas kursi kebesarannya itu. Tentu dengan mudahnya sosok itu menyadari kedatangan Cassius. "Singkirkan asap kotormu, aku sedang merokok". Lanjutnya.

"Maaf tuan, saya belum menguasai weaps dengan baik seperti anda" Weaps adalah kekuatan bawaan yang dimiliki para dewa dan mahluk-mahluk yang terlahir dari Chaos. Weaps tidak begitu saja dapat dikuasai, seperti skill pada manusia weaps juga harus diasah.

"Jadi, ada perlu apa?" Sosok pucat itu bertanya kemudian lenyap dari singgasananya dan dengan tiba-tiba muncul dibelakang Cassius membisikan namanya "Cassiuuuuuuussss..."

Cassius tersentak "Tuan, Anda mengagetkan saya".

"Hahahahahaha, kau lucu sekali...jangan terlalu kaku Cassius, nikmatilah hidup abadimu" Kata sosok pucat dengan mata merah itu. "Jadi, hal apa yang akan kudengar?" Lanjut sosok pucat itu yang tiba-tiba sudah duduk kembali di singgasananya sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Errias dan Lusseus mereka makin menggila, tuan..." Kata Cassius "mereka membuat jumlah populasi manusia berkembang pesat" lanjut Cassius.

"Dua bersaudara dengan wajah cantiknya itu memang ahli dalam membuat kekacauan dengan dalih kesucian cinta, dan Gaia yang lemah itu dengan bodohnya percaya dengan alasan menjijikan seperti itu" Sosok pucat itu mengepalkan tangannya geram.

"Cassius, kau ingat beberapa bulan lalu aku memintamu mencari manusia dengan aura gelap darah?" Tanya sosok pucat itu mengingatkan.

"Ya, tuan." Jawab Cassius

"Kau mendapatkannya ?" Tanyanya lagi.

"Populasi manusia dengan aura gelap darah semakin berkurang dan mereka bersembunyi dari manusia lainnya, mereka hidup terpisah dan berpencar, tapi saya menemukan salah satu dari mereka yang memiliki aura gelap darah" Jawab Cassius.

"Antarkan aku menemukan manusia itu Cassius fu fu fufu fu...mari kita turun ke dunia manusia...aku ingin sedikit bermain-main fufufufufu...." Sosok pucat itu tertawa kecil dibalik jubah hitamnya.

Mereka berduapun tiba-tiba menghilang dari ruang hampa itu dan........

GEDUBRAK !!!

"Ouch!" Rue mengelus kepalanya yang menghantam tanah. Dia menoleh ke kanan kiri, sepi. Tak ada siapapun disana, tapi dia merasa baru saja ada yang menimpanya. Rue mendongak ke atas dari arah dia jatuh. Tak ada siapapun. Rue berpikir sebaiknya dia pulang, tempat itu sudah tidak nyaman untuk dijadikannya tempat menyendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status