RODA PASTI BERPUTARPart 19-Lastri"Permisi, Bu," tegurku pada salah seorang wanita paruh baya yang sedang duduk membelakangiku.Wanita itu pun menengok, dan betapa terkejutnya aku. Ternyata dia adalah ....Ternyata dia adalah tetanggaku yang dulu, tetangga yang tinggal di dekat rumah orang tuaku. Dan dia juga adalah orang yang sempat mencurigai tentang kematian ayah. Namanya Suparni. Orang-orang memanggilnya Mbok Parni. Dia sesepuh di kampungku. Orang yang paling disegani di dekat daerah rumahku dulu. "Lastri? Kamu benar Lastri?" Seketika tubuh ini terasa kaku. Keringat dingin tiba-tiba mengalir di tubuh ini. Bingung mau menjawab apa.Aku segera berlari, menjauh dari tamu sekaligus tetanggaku itu. Berharap dalam hati, semoga saja Mbok Marni tak berkata apapun pada Mama mertuaku. Karena bisa saja dia membongkar semuanya.****Segera aku membereskan baju kebaya yang tadi Mama beri. Bersiap untuk segera pulang ke rumah, sekaligus menghindari Mbok Parni."Kamu mau kemana, Las?" Tiba-t
Roda Pasti Berputar Part 20Pov 3Suasana di acara pesta ulang tahun pernikahan kolega Ayahnya Adnan sangat ramai sekali. Hampir semua rekan bisnisnya hadir semua. Sesekali Nining mencari-cari keberadaan Kakaknya yaitu Lastri. Tapi, nihil. Tak ada terlihat sosok Kakak kandungnya sejak tadi."Ning, kok bengong aja dari tadi? Kenapa?" Tiba-tiba Lila menghampiri dan menegur Nining."Eh, Mbak. Gapapa kok. Aku cuma lagi nyariin seseorang aja," Nining menjawab sambil masih celingukan."Seseorang? Memangnya disini ada yang kamu kenal, Ning?" Lila malah bertanya balik pada Nining. Dan membuat Nining jadi tersadar. Kalau Lila memang belum tahu tentang Lastri."Eh, hhmm, nggak Mbak. Anu, itu, maksud aku lagi nyariin Mas Adnan dan anak-anak pada kemana ya? Kok aku nggak ngeliat mereka sih, dari tadi," Lila malah menelisik bola mata Nining. Mencari kegelisahan yang terukir jelas di sana."Kan, mereka semua sedang berada di dalam rumah si pemilik hajat bersama Ayah dan juga Bang Arham," Nining
Roda Pasti BerputarPart 21"Ka-kalian?" Lastri tergugup tiba-tiba. Lidahnya terasa kelu, saat melihat suaminya bersama dengan temannya sendiri yaitu Echa."Kamu kenapa ada disini, Las? Arrgghh!" Arman mengerang sambil mengacak rambutnya. Dia bingung dengan keadaan saat ini.Lastri tergugu ditempatnya. Tubuhnya terasa sangat kaku, dan seperti sulit untuk digerakkan. Pikirannya mulai melayang kemana-mana. Memikirkan tentang perselingkuhan suaminya selama ini dibelakangnya."Kenapa kamu nggak mau jujur, Mas? Jadi Lastri ini istri kamu? Iya?" Echa yang juga terkejut dengan keberadaan Lastri, dia pun berusaha untuk menyudutkan Arman, agar mau mengakui semua rahasia mereka berdua.Arman mengacak rambutnya lagi dengan frustasi. Dia sangat tak menyangka akan terjebak di dalam keadaan seperti ini. Dua wanita yang dia cintai, kini bertemu dalam sebuah acara penting.Segera Arman menarik kedua wanita itu untuk masuk ke dalam kamarnya, Dan kini mereka semua sudah berada di dalam kamar Arman.Las
RODA PASTI BERPUTARPart 22"Tapi kami saling mencintai, Tante. Dan Tante tau sendiri kan, siapa saya? Saya adalah keponakannya Bapak Yanto. Kolega bisnis Tante. Dan si Lastri ini siapa memangnya, sampai Tante mau menikahkan Mas Arman dengan dia, yang hanya keturunan dari orang miskin!" Sontak Lastri dan Arman terkejut dengan ucapan Echa. Sedangkan Mama Rini malah kebingungan dengan ucapan yang dilontarkan oleh Echa."Echa, diam kamu! Kurang aj*r kamu! Sudah berani-beraninya ambil suami aku, sekarang kamu malah fitnah, dan bilang aku miskin. Dasar p*l*kor!" Lastri menyela ucapan Echa, sedangkan Arman masih terdiam. Dia sangat bingung menghadapi kejadian yang tiba-tiba saja jadi seperti ini. "Kenapa, Las? Kamu takut kalau Tante Rini tau, kalau kamu itu cuma anak orang miskin! Hah!" Sahut Echa tak mau kalah."Cukup! Apa maksud dari semua perkataan Echa ini, Arman? Apa benar Lastri hanya anak orang miskin? Coba jelaskan sama Mama, Arman! Jelaskan sekarang juga!" Hardik Mama dengan sanga
Roda Pasti BerputarPart 23-Lastri"Nining. Ternyata kamu disini toh," aku langsung menoleh, dan ternyata wanita yang memanggil Nining adalah wanita yang waktu itu membela Nining di acara pesta ulang tahun anaknya Bu Salamah. Lila namanya."Mbak Lila? Iya, Mbak, aku lagi ngobrol sama Kak Lastri," "Oh ini kakakmu yang namanya Lastri, yang nggak punya hati itu?" Mata ini langsung melotot saat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Lila."Apa maksud kamu? Nining, kamu udah jelek-jelekin aku ya? Dasar kamu! Adik nggak tau diri!" Hatiku kesal sekali dengan dua orang yang ada di hadapanku ini. Dan langsung saja kusemprot mereka berdua."Tolong ya Mbak Lastri, bersikap sopan sedikit saja. Jangan terlalu sombong jadi orang, karena belum tentu orang yang selalu kamu remehkan, akan seperti itu terus," kini perempuan itu sok-sokan an menasihatiku. Seolah aku adalah orang yang paling bersalah di dunia ini. Aku mencebikkan bibir, menatap sinis mereka berdua."Nggak usah ikut campur kamu! Say
"Aku pengen kamu jauhin dia, Bang. Bisa aja kan, dia hamil bukan anak kamu. Echa itu dulunya temen sekolah aku, anaknya cupu, dan bisa aja saat dia udah seperti sekarang, dia mencicipi banyak laki-laki diluar sana, termasuk kamu. Karena dulu, dia itu wajahnya jelek sekali, jangankan pacaran, satu lelaki pun tak ada yang mau mendekatinya, karena wajahnya yang buruk rupa. Nah, sekarang mungkin saja dia mau melampiaskan hal itu pada semua laki-laki, termasuk kamu," selorohku panjang lebar. Dan cukup sukses membuat Bang Arman tercengang. Puas rasanya hati ini, melihat wajah Bang Arman yang mendadak pias. Semoga saja Bang Arman terpengaruh dengan ucapanku."Aku pergi dulu." Tanpa menjawab penuturanku barusan, Bang Arman malah langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi begitu saja.****Sore ini, aku berniat untuk menemui Nining. Karena penasaran ada apa sebenarnya Nining dengan Lila? Kenapa Nining bisa begitu akrab dengan Lila? Lila itu kan pengusaha kelas atas, apa mungkin benar kal
RODA PASTI BERPUTAR Part 24Lastri"Ribet amat sih, Pak? Saya itu Kakak kandungnya Nining! Apa mungkin saya mau ketemu Nining aja harus buat janji dulu? Nggak kan!" Hardikku, pada si security si*l*n ini. Kesal sekali, seolah dia mempermainkanku.Lagipula, siapa sih Nining? Kenapa bisa sesulit itu menemui dia sekarang?Si security tak menanggapi ucapanku. Dia malah langsung segera berjalan ke dalam rumah mewah tersenyum. ****Selang beberapa menit kemudian, si bapak security tadi berjalan bersama dengan seorang perempuan yang sudah agak tua. "Mau cari siapa ya, Mbak?" Tanya perempuan tua itu padaku."Saya mau ketemu sama Nining. Kenapa malah ibu yang datang? Bukan Nining?" Cecarku langsung pada wanita tua yang berdiri di depanku ini."Saya ini ibunya Nining. Kamu siapa? Mari, silahkan masuk dulu. Kita ngobrol di dalam saja." Karena bingung dengan ucapan wanita tua ini. Langsung aja aku setuju dengan ajakannya dan mengikuti langkahnya untuk masuk ke dalam rumah.Kini, aku telah sampa
Selang beberapa menit kemudian, Ibu paruh baya tadi telah kembali. Di tangannya membawa nampan yang berisikan cangkir teh."Silahkan diminum dulu." Lagi dan lagi, aku pun menuruti ucapan Ibu tua tersebut. Sekilas aku memperhatikan wajahnya yang sangat ayu dan juga ramah."Jadi, kamu siapanya Nining? Dan ada urusan apa dengan Nining?" Tanyanya, memulai pembicaraan."Hhmm … saya, saya kakaknya Nining, Bu," seketika Ibu paruh baya itu terkejut mendengar penuturanku barusan."Kakaknya? Kok saya baru tau ya? Kalau Nining ternyata punya Kakak," ujarnya lagi, agak bingung."Iya, Bu. Saya memang jarang bertemu dengan Nining. Oh iya, Niningnya mana ya, Bu? Saya ada perlu dengan Nining," jawabku langsung to the point."Niningnya lagi nggak ada di rumah. Dia sedang pergi bersama anak dan juga suaminya. Tapi tadi dia berpesan sama saya, katanya kalau kamu ada pesan, sampaikan saja sama saya," aku tercekat dengan penuturan Ibu paruh baya yang sedang duduk di depanku ini.Sebenarnya Nining itu kerj