Beranda / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 95. Mawar Merah dan Putih. Arjuna dan Zafir

Share

Bab 95. Mawar Merah dan Putih. Arjuna dan Zafir

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 14:46:08

Naura tidak pergi ke kantor atau butik hari ini, dia mengerjakan seluruh pekerjaannya di Mansion.

Wanita itu sejak pagi berkutat di ruang kerjanya, hanya berhenti saat jam makan atau perlu singgah ke kamar kecil.

Tak lama ketukan pintu terdengar, membuat matanya melirik singkat ke pintu.

"Masuk," ucapnya mempersilahkan.

Tetapi meskipun sudah dipersilahkan, sosok di balik pintu itu gak kunjung masuk. Sebaliknya, dia justru kembali mengetuk.

Naura mulai menatap pintu ruangannya dengan kening sedikit terlipat.

"Masuk saja," ucap Naura lagi, tidak ada Kate di ruangannya saat ini jadi dia tidak bisa meminta bantuan siapapun.

Seolah sengaja menguji kesabaran Naura, suara ketukan pintunya kembali terdengar.

Naura memijit keningnya, ada apa sebenarnya? Sudah dipersilahkan kenapa tidak langsung masuk?

Naura berdiri, lalu melangkah dengan emosi tertahan. Saat pintunya terbuka, kemeriahan konfeti segera menimpanya.

"Selamat ulang tahun!" ucap seluruh penghuni Mansion.

Naura masih meme
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 96. Mawar Putih Satu Jakarta

    "Buang itu," ucap Naura dingin, menatap bouquet mawar putih pemberian Zafir yang tergeletak di lantai. Tidak banyak bertanya, Kate dengan cepat mengangguk dan mengambil bouquet tersebut. Naura dengan cepat berbalik dan melangkah kembali menuju ruang makan. Sebelum pintu ruang makan ia buka, wanita itu menyempatkan diri untuk menarik napas dalam dan mengatur ulang emosinya. Saat pintu terbuka, senyum Naura kembali seperti semula. "Kamu sudah kembali? Cepat makan makananmu, Arjuna secara spesial menyiapkannya untukmu loh..." ucap Helena dengan senyum lembut menggoda putrinya. Naura tentu saja tersenyum semakin dalam, mengangguk sambil melangkah untuk duduk di kursinya semula. "Terima kasih," ucap Naura sambil mengelus lengan Arjuna. Arjuna mengangguk singkat, pembicaraan mereka pun berlanjut. "Naura sangat menyukai seafood, terutama cumi basah. Dia pernah diam-diam pergi ke dapur Mansion untuk mengambil cumi basah di luar jam makan, namun sayang ketahuan karena terpeleset tepung

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 97. Zafir Tidak Mencintai Evelyn Lagi?

    Evelyn duduk di sofa tengah kamar utama mereka, tangannya sibuk membolak-balikan katalog perhiasan selagi putranya tertidur. "Anda tertarik dengan salah satunya, nyonya?" tanya pelayannya Mona. Evelyn mengangguk. "Tidakkah yang berwarna biru ini sangat indah? Berbahan dasar safir, sangat memukau!"Mona balas mengangguk juga dengan senyum yang sama. "Itu benar, nyonya. Anda akan terlihat sangat luar biasa jika mengenakan satu set perhiasan tersebut, apa ingin saya buatkan pesanannya langsung?"Tatapan mata Evelyn berubah sulit, dia ingin tapi apa uang anggaran pribadinya cukup? Jika harus menggunakan seluruh tabungannya Evelyn juga tidak rela. Evelyn tidak mengelola kekayaan Wajendra sepenuhnya seperti Naura dulu, karena Zafir membatasi anggarannya dan hanya pria itu yang tahu jumlah pasti kekayaan Wajendra. Evelyn tidak mengetahui alasannya, dia selalu merasa kesulitan jika ingin membeli sesuatu seperti perhiasan ini contohnya. Sementara nyonya keluarga lain dapat membeli apa pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 98. Naura Dirayakan, Evelyn Tertekan

    Sepanjang jalan Naura dibuat terpukau, tidak ada sudut kota yang tidak memiliki mawar putih. Begitu dia mulai memasuki gedung-gedung besar, Naura jauh lebih terkejut karena layar iklan LED raksasa mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. "Astaga, siapa wanita itu?" ucap Naura di tengah senyum dan tawanya, menunjuk papan iklan LED gedung-gedung besar. "Dia cantik, bukan?" jawab Arjuna sembari fokus menyetir. "Sejak kapan kamu mempersiapkan semua ini?" tanya Naura, matanya masih sibuk memperhatikan suasana di luar mobil. "Tidak penting jika kamu menyukainya," jawab Arjuna sambil melirik sekilas untuk melihat senyuman Naura. "Itu foto kita?" tanya Naura begitu melihat salah satu layar iklan LED yang menampilkan foto berdua mereka. Wajah Naura memerah membayangkan seluruh penduduk Jakarta dapat melihat foto mereka."Kamu tidak menyukainya?" tanya Arjuna, mengerutkan keningnya saat melihat wajah Naura memerah malu. Naura menggeleng cepat. "Aku menyukainya, tetapi malu jika mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 99. Hadiah Tamparan Evelyn

    Naura sibuk mengetik di laptopnya, suasana kantor ramai dan tertib seperti biasa. Tetapi fokus wanita itu sempat terputus saat Kate mengetuk ruangannya. Setelah dipersilahkan, ia masuk dan melangkah mendekati Naura. "Maafkan saya, nyonya. Beberapa hari lalu saya menerima undangan pernikahan dari keluarga Bara, putri bungsu mereka akan menikah. Saya lupa memberikannya pada Anda karena tertimbun berkas-berkas penting," ucap Kate dengan penuh raut wajah menyesal. Naura tersenyum tipis, mengangguk. "Tidak masalah, Kate. Berikan padaku."Keluarga Bara adalah salah satu dari sembilan pilar di Indonesia, dia ada di urutan kelima. Wilayah kekuasaan utama mereka berada di Solo, banyak perusahaan dan pabrik yang berdiri di bawah naungan mereka. "Saya akan segera menghubungi pihak butik untuk menyiapkan pakaian Anda," ujar Kate penuh semangat jika mendengar atasannya akan datang ke acara pesta. Naura balas tersenyum. "Tentu, aku akan membicarakannya dengan Arjuna setelah pulang nanti." Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 100. Menjadi Dirinya

    Evelyn melangkah cepat keluar dari ruang kerjanya, saat Stave menghadangnya di depan pintu kerja suaminya, dengan marah Evelyn membentaknya. "Aku nyonya Wajendra!" Stave mengerutkan keningnya sulit, mau tidak mau pria itu harus menuruti permintaan Evelyn meskipun Zafir melarang siapapun untuk mengganggunya. BRAK!Evelyn membuka kasar pintu ruangan Zafir, membuat pria itu menatap terkejut ke arahnya. "Apa lagi ini, Evelyn?" tanya Zafir tajam. Evelyn telah berderai air mata, lalu dengan cepat mendekat ke meja kerja pria itu. "Kamu memberikannya pada wanita itu tetapi tidak padaku?" tanya Evelyn di tengah isakan kecilnya. Kedua sudut alis Zafir bertaut tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Astaga, kali ini istrinya kenapa lagi? "Anggaran Wajendra! Kamu memberikannya kepada Naura tetapi tidak padaku? Apa aku benar-benar istrimu?!" jawab Evelyn cepat, membuat Zafir memijit keningnya. Soal anggaran lagi? Lagi pula dari mana Evelyn tahu hal itu? "Siapa yang mengatakannya padamu?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 101. Obsesi Evelyn

    "Kali ini ada tuan Damian?" tanya Naura dengan senyum ramah begitu ia memasuki mobil Arjuna. "Maaf jika saya mengganggu momen Anda berdua, nyonya," jawab Damian dengan nada bercanda. Naura dengan cepat menggeleng. "Hei, tentu saja tidak." Naura bertanya seperti itu karena jarang bagi Damian muncul saat Arjuna menjemputnya. Damian hanya terkekeh tipis, lalu mulai menjalankan mobilnya. Naura mulai menatap Arjuna, lalu bertanya,"Jadi bagaimana? Kamu bisa menemaniku ke acara pernikahan keluarga Bara?"Arjuna mengangguk singkat. "Aku sudah mengosongkan jadwal untuk itu." Naura tersenyum senang, lalu saat dia hendak kembali berbicara, Damian sudah lebih dulu mengatakan sesuatu. "Pernikahan keluarga Bara? Putri bungsu mereka, bukan?" tanya Damian. Naura kembali melirik Damian, mengangguk. "Benar, kamu tahu?"Damian mengerutkan keningnya, lalu menatap sosok Arjuna sekilas di kaca spion. "Bukankah kamu juga mendapatkan undangannya?"Naura menaikkan alis kirinya, sedikit terkejut. "Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 102. Perbedaan Posisi Renjana dan Wajendra

    Naura melangkah menuju halaman depan Mansion Tirta diikuti oleh Kate. Penampilannya terlihat sangat memukau hari ini, setiap kali ia berpapasan dengan pelayan, maka semuanya akan menyapa sambil memuji kagum. Long dress satin berwarna ungu yang dipadukan syal scraft bulu berwarna hitam terlihat sangat menyatu dengan aura Naura. Tajam dan sexy. "Tuan Renjana sudah menunggu di depan," ucap Kate sambil terus mengikuti langkah Naura. Naura mengangguk, dia segera mempercepat langkahnya. Begitu sampai di halaman depan, bibir Naura tersenyum. "Menunggu lama?" tanya Naura, lalu meletakkan tangannya di atas tangan Arjuna yang terulur untuknya. "Bukan masalah," jawab Arjuna. "Seribu tahun pun dia akan rela jika itu untuk Anda, nyonya," sahut Damian, lalu terkekeh kecil bersama Kate. Naura tersenyum lebih dalam mendengarnya, sementara Arjuna tidak menampilkan ekspresi apa pun, hanya melirik tajam sahabat lamanya. Karena acara akan dimulai dalam dua jam lagi, maka Naura dan Arjuna bergeg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 103. Sembilan Pilar Negara

    Keluarga sembilan pilar negara berkumpul, dimulai dari Renjana, Wajendra, Tirta, Homas, Bara, Drogo, Buana, Mandalika, Saga. Orang-orang elite teratas memiliki meja khusus, mereka berada di lantai atas dan menghadap langsung ke pengantin yang ada di lantai bawah. "Laju inflasi memang sulit ditekan, permainan sang miskin dan kaya memang tidak bisa dihentikan," ucap tuan Bara, mengomentari topik pembicaraan mereka. Zafir mengangguk. "Itu benar, karena jika dihentikan akan menghilangkan keseimbangan dunia. Oh... Ada berita baru saat saya menonton siaran tadi pagi, nilai rupiah semakin menurun setiap harinya." "Itu benar, tuan Wajendra. Dollar semakin tinggi, tahun 2021 lalu mereka masih ada di angka tiga belas hingga empat belas ribu, namun sekarang sudah hampir mencapai enam belas ribu. Sementara rupiah tidak ada kemajuan," saut kepala keluarga berkuasa yang lain. "Bagaimana menurut Anda, tuan Renjana? Di antara yang lain, Anda tentu yang paling mengenal kondisi dunia, bukan?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 210. Cinta Atau Kebebasan

    Naura berbaring di ranjang besarnya dengan kaki dan tangan yang dirantai. Matanya menatap kosong ke arah jendela kamar, dia benar-benar seperti setengah mati. Tak lama pintu kamarnya dibuka, Naura tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia tetap berbaring memunggungi pintu. Suara langkah kaki pria terdengar, tanpa menoleh pun Naura tahu siapa yang datang. Althaf. Hanya pria itu yang dapat dengan mudah masuk dan keluar tanpa mengetuk pintu. "Kamu belum bangun?" Pria itu berbisik di telinga Naura, tangannya mengusap lembut bahu Naura. Naura memejamkan matanya erat, tidak berkenan menjawab. Napas lembut pria itu menabrak telinga serta kulit leher Naura, membuat lipatan ringan terbentuk di dahinya. "Sudah dua hari kamu tidak bicara, mau sampai kapan seperti ini?" tanya Althaf sambil mencium helaian rambut Naura. "Kamu tahu, aku tidak akan menyakitimu, tetapi justru melindungimu. Apa yang kamu pikirkan, Naura? Mengapa kamu tidak mau menerima kemuliaan ini dengan patuh?" sambung

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 209. Pergeseran Kursi

    Dua hari setelah kejadian besar, yaitu hilangnya sang nyonya besar Tirta secara misterius, kini gelombang baru kembali muncul. Saham perusahaan raksasa Renjana, hari ini resmi menurun dengan sangat tajam. Total kerugian mereka tak terhitung jumlahnya, membuat jajaran dan investor besar kepalang gila. Rapat besar diadakan secara mendadak, tidak ada yang tahu hari sial seperti ini akan menimpa Renjana. Tidak hanya dalam satu jenis bisnis, tetapi hampir seluruh bisnis yang dinaungi Renjana mengalami kerugian besar.Semua berdiri begitu Arjuna memasuki ruang rapat, tidak ada yang berani duduk sebelum sang pemimpin besar itu duduk. Rapat dimulai begitu Arjuna melirik Damian untuk membuka topik yang akan mereka bahas. Damian mengangguk cepat, lalu tangannya gesit menggerakkan kursor laptop untuk menjelaskan data yang baru saja ia buat. "Sesuai angka saham hari ini, titik terendah perusahaan dipegang oleh 'Renjana Oil', ia berada di angka lima ribu rupiah per lot dari lima belas ribu r

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 208. Obsesi dan Penjara

    Naura menatap tajam Althaf, meskipun raut wajahnya nampak tenang, kini kedua tangannya diam-diam gemetar. Althaf menyadari ketakutan Naura. Matanya berubah menjadi sangat berbeda, seperti hewan buas, tak jauh berbeda dengan apa yang dia rasakan dari orang-orang sekitar sebelumnya. Pria itu menatap tangan Naura yang gemetar, lalu semakin menyeringai tipis. "Kamu takut?" tanya Althaf. "Bajingan," balas Naura tajam, membuat Althaf mengerutkan keningnya. "Harus aku akui, kamu hebat karena hampir membuatku tertipu," ucap Althaf lalu melirik pecahan tajam vas bunga, dia masih berada di atas tubuh Naura untuk menahan gerakan wanita itu. "Menjijikkan," ucap Naura, matanya memerah penuh kebencian. Althaf terkekeh, lalu melepaskan pecahan vas itu dengan sangat hati-hati dari genggaman tangan Naura. "Apa ada yang terluka karena ini?" tanya Althaf sambil terus memastikan tidak ada luka di tangan Naura meskipun tangannya sendiri telah berdarah-darah. Naura menarik tangannya cepat, napasny

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 207. Cerdik Atau Licik?

    "Nyonya sempat keluar berkeliling, tetapi kemudian ia kembali ke dalam kamar dengan patuh." Dua pria penjaga di depan pintu melaporkan kegiatan Naura begitu Althaf kembali. Althaf hanya mengangguk singkat, lalu membuka pintu bilik Naura. Bibirnya kembali tersenyum lembut, tatapan mati dan dinginnya berubah menjadi hangat. "Naura?" Suaranya lembut seperti malaikat. Sosok Naura yang tengah berdiri di dekat jendela besar menatap pemandangan kosong di luar pun segera menoleh. "Kamu sudah kembali?" tanya Naura, lalu tersenyum tipis ke arah Althaf. Althaf mengangguk. "Maaf jika aku terlalu lama, pihak dapur tidak menyiapkannya dengan baik tadi." Kemudian dia memberi kode di belakangnya untuk segera masuk. Pelayan datang dengan troli makanan, lalu meletakkan satu persatu piring dan gelas di atas meja. Sepergian pelayan, Althaf pun melangkah menghampiri Naura. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Althaf. Naura menggeleng. "Tidak, aku hanya merindukan ibu dan Kate. Kapan mereka akan m

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 206. Tatapan Buas

    Naura melangkah menuju pintu kamarnya, ia kemudian menempelkan kupingnya untuk memeriksa suara di luar sana. Sepi. Tidak ada suara kegiatan atau percakapan apa pun kecuali langkah kaki yang berat dan sibuk. Tempat apa ini? Mengapa Althaf membawanya ke tempat seperti ini?Penjualan manusia? Memilih seorang nyonya keluarga berkuasa adalah pilihan ceroboh, Althaf tidak mungkin sebodoh itu. Saat tangan Naura iseng menarik gagang pintu, dia sedikit terkejut karena ternyata pintunya tidak terkunci. Meskipun ragu, Naura memberanikan dirinya untuk membuka pintu tersebut dan langsung mendapati dua sosok pria asing yang berjaga di depannya. Mata Naura menatap dingin ke arah keduanya, dua pria itu memperhatikannya sangat intens. Tetapi hal yang lebih mengejutkan terjadi begitu keduanya tiba-tiba membungkuk ke arah Naura. Naura menatap mereka heran, kenapa mereka membungkuk ke arahnya? Ada apa?"Siapa kalian?" tanya Naura, nada bicaranya penuh dengan kewaspadaan. "Apa ada sesuatu yang And

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 205. Tenang

    Naura membuka matanya cepat begitu mendapatkan kesadaran. Tubuhnya seolah tersentak kaget, keringat dingin membasahi pelipisnya. "Kamu baik-baik saja?" Suara Althaf yang lembut dan hangat terdengar, membuat Naura menoleh cepat dan mendapati sosok pria itu yang bersandar di jendela ruangan. Angin lembut menerpa wajahnya, membuat rambut hitam pria itu menari indah. Matanya yang cokelat pun selalu berhasil menyalurkan kehangatan. Naura tidak menjawab, matanya langsung sibuk memperhatikan sekelilingnya. Ini di mana? Jelas sekali bukan bagian dari Mansion Tirta. Tatapannya bergeser pada cermin, Naura tertegun saat melihat dirinya kini sudah memakai dress putih polos. Pakaian yang ia gunakan sebelum sadarkan diri di sini adalah kemeja kerja, namun entah bagaimana sekarang berubah?Banyak sekali pikiran kasar yang menumpuk di kepala Naura. Dia masih belum bisa mencerna, terakhir kali mengingat bahwa dirinya sadar adalah setelah mengangkat panggilan Kate. Berikutnya dia memakan cheesec

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 204. Kekuatan Phantom

    "Sebenarnya ini... Ada apa? Naura menghilang?" Suara Mela yang khawatir terdengar, membuat semuanya menoleh ke ambang pintu. Kate dengan cepat menghampiri Mela. "Nyonya, Anda--""Naura...." gumam Mela sambil meletakkan tangan kanannya di atas dada sebagai bentuk takut dan khawatir. "Aku akan mencarinya, ibu." Arjuna berusaha menenangkan Mela. Kedua mata Mela mulai berkaca-kaca, matanya menatap Arjuna. "Putriku... Putriku dalam bahaya...." Lalu perlahan tubuhnya mulai berdiri tidak stabil. Kate dengan sigap menahan tubuh Mela bersama pelayan pribadinya. "Cepat, bawa nyonya besar ke kamar."Begitu Mela pergi, mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Mansion Renjana. Arjuna tetap menjalankan mobil dengan kecepatan yang sama, matanya menatap tajam ke sekitar. Phantom. Dia tidak akan mengizinkan mereka mengambil wanitanya.Kali ini Arjuna tidak akan menahan diri, karena mereka sendirilah yang telah melanggar perjanjian. Mereka berjanji tidak akan menyentuh Naura jika A

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 203. Kursi Penguasa

    Arjuna berlari cepat menuju mobilnya, seluruh pelayan menatap heran ke arahnya.Selain karena hujan dan petir, malam itu terasa sangat mencekam untuk Arjuna karena ini menyangkut keselamatan Naura. Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tak masuk akal, kedua tangannya mencengkeram kuat stir mobil. Sampai di Mansion Tirta, Arjuna turun tanpa peduli guyuran air hujan. Seluruh pelayan dibuat terkejut oleh kehadiran Arjuna, sampai akhirnya Mela muncul. "Ada apa ini?" tanya Mela khawatir begitu mendapati sosok Arjuna yang basah karena hujan. "Di mana Naura, bu?" tanya Arjuna cepat. Mela mengerutkan keningnya bingung. "Naura... Dia ada di ruang kerja. Ada apa, nak?"Arjuna tetap terlihat sangat khawatir. "Apa ibu baik-baik saja?" Mela mengangguk kebingungan. "Iya... Aku baik-baik saja, ada ap--""Perketat keamanan Mansion, bu." Potong Arjuna, lalu melangkah cepat menuju ruang kerja Arjuna. Mela masih mematung bingung di posisinya, hingga tak lama Kate dan Damian muncul. "Nyon

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 202. Terungkap

    Kate tiba di studio kerja pribadinya, kemudian meletakkan tas dan mulai menyalakan mesin komputer. Sesuai perintah Naura, wanita itu meneliti rekaman CCTV yang diberikan atasannya. Tatapan Kate berubah tajam, sesekali menyipit untuk mendeteksi keanehan di rekaman. Tetapi seperti yang Naura katakan, dia juga tidak berhasil menemukan keanehan, kecuali saat adegan penusukan Arjuna. "Di mana bagian yang salah?" gumam Kate sambil terus memaju mundurkan kursor. Tak lama suara dering ponselnya terdengar, Kate berdecak kesal karena pekerjaannya terganggu. Dengan malas dia meraih tas-nya dan mengeluarkan ponsel, namun saat melihat nama kontak yang menghubunginya, amarahnya seketika menghilang. "Iya, tuan Damian? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Kate, matanya kembali menatap layar komputer lagi. "Mengantarkan obat? Terima kasih banyak, namun saya baik-baik saja." Kate melirik sekilas ke arah ponselnya begitu mendengar Damian hendak mengantarkan obat. Mendengar Damian yang sepertinya tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status