Chapter 8 - Anak Daddy
“Ceritakan padaku, maka aku bisa mengerti apa yang kau rasakan. Aku bisa menerima kebencianmu jika kau mau mengungkapkan semuanya. Bukan malah kabur dengan surat sialan itu.” Dimitri berkata dengan lembut. Ia mendekat ke arah Rosaline, sedangkan Rosaline sendiri sudah mulai terpana dengan kelembutan Dimitri.
Jemari Dimitri kembali terulur meraih dagu Rosaline, mengangkatnya, sedangkan kakinya semakin mendekat hingga jarak diantara keduanya semakin dekat.
“Kau, masih secantik dulu, Rose.” Dimitri berbisik dalam bahasa Rusia. “Aku begitu rindu menyentuhmu.” bisiknya lagi.
Rosaline tidak menjawab, ia kembali terpana dengan mata Hazel milik Dimitri. Begitu indah, begitu mempesona hingga ketika Dimitri mendekatkan wajahnya, yang dapat Rose lakukan hanya menutup matanya.
Dimitri mendaratkan bibirnya pada bibir Rosaline. Melumatnya dengan lembut, lidahnya me
Chapter 9 - Berkompromi“Tidak!” Rosaline berseru keras. “Aku tidak bisa menerimamu kembali.” Jawabnya dengan ketus sembari memakan kembali steaknya. Rose berusaha bersikap seketus mungkin dan senormal mungkin, meski kini sebenarnya jantungnya tak berhenti berdebar cepat karena perkataan dari Dimitri tadi.“Aku tahu, ini sulit untukmu.”“Ya, sangat sulit.”“Setidaknya, berceritalah padaku tentang apa yang terjadi saat itu. kenapa kau tiba-tiba pergi dari rumah. Mungkin setelah itu aku bisa lebih mengerti.”“Jadi kau masih belum mengerti juga, ya? Baiklah, aku akan memberitahumu secara singkat. Karena aku tidak mau lagi menjadi orang bodoh yang kau manfaatkan.”“Apa maksudmu, Rose?”Rosaline menatap Dimitri sekletika. “Jadi, Katya tidak bercerita padamu?” Rosaline tertawa lebar. “Seharusnya kau tidak
Chapter 10 - Laki-LakiSetelah mandi dan membersihkan diri, Rosaline segera menuju ke arah dapur. Ia kelaparan, Ya, mengingat hari sudah mulai siang. Lalu ia teringat perkataan Dimitri bahwa lelaki itu sudah menyiapkan sarapan untuknya.Rose menuju ke arah meja makannya, dan benar saja, di sana ada Tiga potong roti isi seperti yang dikatakan Dimitri lengkap dengan saus kejunya.“Well, apa dia berpikir bahwa aku monster yang dapat menghabiskan semua ini?” gerutunya.Rosaline lalu duduk. Dan ketika ia duduk, Snowky berlari kearahnya sesekali menjilati kakinya.“Hei, hei… Maaf, Sayang. Kau tidur sendirian semalam?” tanya Rose pada Snowky sembari mengusap-usap bulu tebal anjingnya itu. “Ya, sepertinya aku punya teman tidur baru.” Ucapnya dengan pipi yang kembali memerah. “Astaga, apa yang sudah kukatakan?” Rosaline menggelengkan kepalanya saat sadar
Chapter 11 - Seorang DawsonSetelah makan siang. Dimitri menawarkan diri untuk mengantar Rosaline pulang, tapi Rosaline menolak, karena ia ingin kembali ke Pet Shopnya. Akhirnya Dimitri menuruti saja apa keinginan Rosaline. Toh, hari ini sepertinya sudah cukup kebersamaannya dengan Rosaline.Sepanjang makan siang tadi, mereka memang tak banyak saling bicara, tapi setidaknya, itu membuat Dimitri senang karena Rosaline tidak sedikitpun melawannya atau melemparinya dengan perkataan-perkataan sinis dari wanita tersebut.“Jika ada apa-apa, hubungi aku.” Ucap Dimitri ketika hampir sampai di pet shop Rosaline.“Ya.”“Jika kau membutuhkan tumpangan, hubungi aku.” Tambahnya.“Jadi kau beralih profesi sebagai supir pribadi?”“Jika itu memungkinkan untuk membuatmu tidak menumpang mobil pria lain, maka aku akan melakukannya.”
Bab 12 - Melepas RinduSudah lima hari berlalu sejak hari dimana Dimitri berjanji padanya bahwa akan menjemputnya dimalam itu. Nyatanya, hingga hari ini, hingga malam ini, lelaki itu tak kunjung menghubunginya.Khawatir? Ya, tidak bisa dipungkiri jika Rosaline merasa khawatir, karena lelaki itu menghilang begitu saja seperti ditelan bumi, tak ada kabar, bahkan saat Rosaline mencoba menghubungi nomor Dimitri, nomor lelaki itu nyatanya tidak aktif.Beruntung, Tiga hari terakhir ada Ana yang selalu setia di sisinya. Ya, temannya itu ternyata memiliki sedikit masalah dengan Sean, kekasihnya. Tapi kemarin, keduanya sudah menyelesaikan masalahnya, hingga tadi siang, Ana sudah kembali pulang ke rumahnya.Malam ini, tinggallah Rosaline seorang diri di dalam kamarnya, kesepian, dan hanya ditemani Snowky yang ternyata sudah tertidur tepat di sebelahnya.Rose tak dapat menutup matanya, karena entah kenapa malam ini ia k
Chapter 13 - Sepanas BaraDimitri sedikit mengangkat tubuh Rosaline, membawa wanita itu masuk ke dalam kamar tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Kulit Rosaline terasa halus dan lembut, harum menyenangkan, dan juga, basah menggairahkan. Gabungan dari semua yang ia rasakan pada tubuh Rosaline membuat Dimitri seakan tak mampu menahan diri lagi. Ia menurunkan Rosaline tepat di belakang pintu kamar Rosaline setelah pintu itu kembali di tutup. Lalu tanpa banyak bicara lagi, Dimitri meraih tali kimono yang membalut tubuh Rosaline, menariknya hingga kimono itu terbuka dan mendapati tubuh bagian depan Rosaline yang terpampang jelas di hadapannya.“Kau, sangat menakjubkan.” bisiknya parau.Rosaline tidak menjawab, ia malam mengulurkan jemarinya untuk membuka kancing-kancing kemeja yang dikenakan oleh Dimitri, matanya menelusuri dada bidang milik mantan suaminya tersebut. Ya, masih sebidang dulu, sekekar dulu, da
Chapter 14 - Rasa yang tersisaPagi hari….Dimitri terbangun sendiri. Ia terduduk seketika saat sadar jika Rosaline sudah tidak berada di sebelahnya lagi. Dimitri segera memunguti pakaiannya, mengenakannya sembari masuk ke dalam kamar mandi Rosaline untuk membersihkan diri.Setelah merasa dirinya sudah cukup segar, Dimitri keluar, mencari keberadaan Rosaline, dan ia menghela napas panjang saat mendapati Rosaline yang nyatanya sedang sibuk di dalam dapur mungilnya.Kaki Dimitri berjalan dengan spontan menuju ke arah Rosaline, berdiri tepat di belakang wanita tersebut, lalu tanpa banyak bicara ia memeluk tubuh Rosaline dari belakang.Tubuh Rosaline kaku seketika. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat Dimitri memperlakukannya seperti ini. jika boleh jujur, selama seminggu terakhir, Rosaline kembali merasa dekat dengan Dimitri. Padahal, hubungan mereka hanya melalui pesan-pesan singkat, atau telepon-telepon
Dua bulan kemudian…….“Aku masih berharap kau menutup saja Pet Shopmu.” Dimitri berbicara sembari menyantap sarapan di hadapannya.Sejak malam itu, hubungan Dimitri dengan Rosaline memang semakin dekat. Hampir setiap hari, Dimitri datang menemani Rosaline, bahkan bisa dikatakan jika mereka kini sudah hidup bersama di dalam flat Rosaline, hanya saja, Rosaline masih memungkiri kenyataan itu ketika Ana bertanya padanya.Dimitri hampir menghabiskan waktunya di flat Rosaline. Menghabisnya perhatiannya untuk wanita itu. Sedangkan Rosaline sendiri, ia merasa senang, nyaman karena dimanjakan oleh sosok Dimitri.“Aku sudah pernah membahas ini sebelumnya, bahwa aku akan tetap membukanya selama aku masih bisa.”“Aku hanya khawatir dengan keadaanmu, kau tampak semakin sulit bergerak.” Ya, karena usia kandungan rosaline kini sudah lebih dari Tiga puluh Tiga minggu.“Kata siapa? Apa kau tida
“Kateya?” Rosaline masih tak percaya dengan seorang gadis yang berada di hadapannya.“Ya, aku.” Katavia berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ia tahu sebenarnya gadis itu bisa berbahasa Inggris, tapi gadis itu tetap menggunakan bahasa Rusia untuk mengejeknya. Rosaline tahu itu.“Apa yang kau lakukan di sini?”“Menemuimu.”“Maaf, aku sedang sibuk.”“Kau tak akan sibuk saat mengetahui apa yang akan kukatakan padamu, Rose.”“Tidak Katya! Aku tidak ingin mendengarkan apapun. Kau hanya ingin merusak semuanya, dan aku tidak ingin kau melakukan itu lagi padaku.”Katavia tersenyum mengejek. “Benarkah? Bagaimana jika ini berhubungan dengan temanmu, Anastasya William?”Mata Rosaline membulat seketika. “Apa yang akan kau lakukan terhadapnya? Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya.”Kali ini gadis itu tertawa lebar seakan me