“Pagi Sri!” Ternyata sudah ada Bisma di sana.
“Pagi Mas Bisma!”
Srikandi berjalan menuju rak, diambilnya satu cangkir imut kesayangannya. Kemudian dia mengambil racikan teh khas miliknya yang disimpan dalam lemari es. Minuman sehat yang tidak menggemukkan. Serbuk teh dan kayu manis diseduh dengan air panas dalam satu wadah. Setelah warnanya terlihat cantik, dia menyaringnya ke dalam cangkir imutnya kemudian ditambahkan dua sendok makan madu dan irisan lemon ke dalamnya. Minuman teh kayu manis lemon hangatnya sudah jadi.
Bisma memperhatikan wajah datarnya. Hari ini Srikandi tidak seceria biasanya.
“Kenapa Sri?” Bisma mendekatiya, sambil mengambil dua kotak makan pagi yang dia siapkan spesial sejak shubuh tadi. Bisma sengaja bangun awal sehingga membuat seisi rumah heboh. Seorang Bisma Pramudya yang paling tidak suka ribet dan selalu memilih hal yang simpel, pagi itu berhasil membuat dapur berantakan.
“Gabut.
Semua agenda itu berjalan lancar. Ketika di hadapan customer mereka tetap profesional, saling menyapa seperti biasa. Namun ketika kembali ke ruangan, mereka berseteru seperti biasa.Bel pulang berdering panjang. Srikandi sudah bersiap-siap memesan transportasi online ketika sebuah pesan masuk.[Sri, aku udah di depan.] Sebuah pesan dari Ridho.[Kamu ngapain Bang?] Srikandi mengirim pesan balasan.[Jemput kamu.] Pesannya lagi.Srikandi mencari tombol panggilan. Dia segera menghubungi lelaki yang baru saja mengiriminya pesan. Sementara Arjuna masih duduk di kursinya dan terlihat masih belum berniat pulang.“Hallo, Bang Ridho, Kamu beneran jemput?” Arjuna memasang pendengaran, mencuri dengar pembicaraan sekretarisnya dengan orang di seberang telepon.“Oh, kenapa nggak ngabarin, tunggu bentar ya!”Laptopnya segera
Cantika sudah memakai pakaian seperti biasa, begitupun dengan Ridho. Kini mereka tengah duduk berhimpitan di sofa sambil menonoton televisi. Cantika begitu manja, dia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Ridho. Lelaki itu berkali-kali mengecup pucuk kepala wanita itu. Kemesraan terlarang dari semua sisi.“Dho, kamu beneran mau menikahi dia? Terus aku gimana?” ucap Cantika.“Hmm, kamu balik lagi ama Arjunalah, aku nggak mungkin ngebatalin perjodohan ini,” ucap Ridho.“Aku sudah tidak punya kesempatan itu lagi.” Cantika cemberut. Ridho terdiam, bagaimanapun dia tidak mungkin membuang Srikandi dan memilih wanita receh itu untuk menjadi istrinya.“Nanti kita pikirkan, kita masih bisa berhubungan diam-diam.” Ridho mengecup kembali pucuk kepala Cantika.Mereka tetap mengobrol, sementara satu tangan Ridho sibuk dengan gawai. Dia sedang meneruskan bertukar pesan dengan Srikandi, wanita yang sudah diputuska
Bisma Pramudya, pria berhati lembut, berparas rupawan, yang tidak suka gonta-ganti pasangan. Semenjak cerita cintanya kandas dengan Airin, gadis yang lebih memilih mengejar cita-citanya daripada menjalani hidup bersamanya, Bisma belum membuka hati lagi. Sampai hari itu dia merasakan getaran cemburu melihat Srikandi dijemput seorang lelaki.Saat ini, dia sedang merebahkan dirinya dalam sebuah kamar luas miliknya. Sudah lama dia menempati kamar itu sendirian, semenjak adik lelakinya lebih memilih tinggal di apartement dan memilih pekerjaan sebagai musisi. Abimanyu, lelaki yang usianya dua tahun lebih muda darinya sudah lama tidak pulang.Bisma menimbang-nimbang apakah dia harus meminta saran pada adiknya itu, terkait perempuan? Namun pikiran itu segera dikesampingkan, bisa-bisa rencananya gagal di awal, mengingat adiknya itu cukup lemes dan tidak bisa menjaga rahasia. Bisma termenung sendiri di balkon tempatnya biasa menyendiri. Dia tengah memikirkan bagaimana menunjukka
Sementara Arjuna tersenyum sinis. Sesekali matanya menatap spion, memperhatikan sebuah mobil alphard putih yang mengikutinya. Jiwanya bersorak, untuk kali ini dia sudah memenangkan garis start.Setelah beberapa ratus meter jarak yang ditempuhnya. Alphard putih itu berbelok arah. Arjuna hanya tersenyum menikmati kemenangan sementaranya.Tak berapa lama, terdengar percakapan telepon gadis yang ada di sampingnya. Rupanya Bisma menghubungi sekretarisnya.Ck, masih saja berulah.Namun hanya sebatas umpatan dalam dada. Bagaimanapun egonya masih bertengger lebih tinggi daripada perasaannya.Dia melirik Srikandi yang baru saja menutup telepon. Gadis itu kembali fokus pada ponselnya. Perubahan jadwal mendadak, membuatnya harus mengatur ulang semua agenda hari itu.Dasar, Bos menyebalkan! Batin Srikandi.Dia dari tadi diam saja, apa dia tidak senang aku menjemputnya? Arjuna berbicara dalam dada.Me
“Hai, Kak Juna!”Emily tengah berdiri dan tersenyum manis ke arahnya. Wajah Arjuna terkesiap, hari macam apa ini. Sudah bahagia dia memenangkan start dari Bisma, namun semua akan hancur begitu saja dengan kedatangan wanita ini. Arjuna tersenyum kaku, menatap gadis cantik yang masih berdiri di dekat kursinya.Emily menatap Srikandi dan mengangguk melempar senyum, Srikandi membalasnya. Arjuna menarik napas panjang, kemudian dia bangkit dan mengajak Emily untuk meninggalkan tempat itu. Sesekali dia melirik Srikandi yang terlihat tak acuh.“Kamu kenapa ada di sini?” Mereka berdiri beberapa meter lebih jauh dari tempat duduknya tadi.“Ini hotel papa aku, Kak, kebetulan hari ini ada hal yang harus aku cek di bagian keuangan,” jawabnya sambil memasang senyum termanisnya. Arjuna menarik napas, dia lupa kalau om Arnold memiliki beberapa hotel di sekitar situ.“Oh, ok, saya meeting dulu kalo gitu.” Arj
Bisma hendak melangkah menyusuri lorong menuju ke parkiran. Namun suara announcement dari receptionis membuat langkahnya terhenti.“Mohon perhatian ... mohon perhatian ... kepada seluruh peserta manajemen of review meeting, di tunggu segera kehadirannya di meeting room utama. Terima kasih.”“Mohon perhatian ... mohon perhatian ... kepada seluruh peserta manajemen of review meeting, di tunggu segera kehadirannya di meeting room utama. Terima kasih.”Dua kali resepsionis memanggil para peserta meeting yang terdiri dari semua manager level ke atas. Srikandi yang baru saja tiba mengelus dada. Namun dia harus segera menyiapkan segalanya.Srikandi bergegas ke meeting room utama. Pastinya dia harus mengecek dan memastikan kondisi ruang meeting sebelum bos besarnya masuk ke sana. Waktu masih tersisa lima belas menit lagi. Srikandi segera membuka laptop dan memeriksa se
“Hallo, Ben. Tolong cari tahu identitas seseorang, nanti gue kirimkan informasinya lewat WA, segera!” ucapannya penuh penekanan. Matanya membulat kesal menatap mobil yang ditumpangi Srikandi meninggalkan area perusahaan.Benny Simanjuntak, lelaki berusia tiga puluh tahun yang merupakan kaki tangan Arjuna. Lelaki berambut plontos itu sudah terbiasa menangani permasalahan di lapangan. Arjuna sudah mengirimkan plat nomor mobil yang terekam oleh CCTV, foto Srikandi dan juga mengirimkan nomor ponsel Srikandi. Arjuna meminta Benny untuk segera menyelidiki tentang lelaki yang kini tengah bersama sekretarisnya.Arjuna melempar ponselnya ke atas meja kerja hingga menimbulkan bunyi nyaring. Dia bergegas mematikan laptop dan memutuskan pulang cepat. Diambilnya kembali ponsel yang tadi di lempar, kini dimasukkan ke dalam tasnya. Langkah-langkah panjang membuat dirinya begerak cepat meninggalkan ruangan.Sementara itu, Benny yang sudah mendapatkan perintah, langs
Cantika mengelus dadanya pelan. Ternyata walaupun dia sudah tahu jika Ridho sudah memiliki calon tunangan, tetap saja ada perasaan terbakar. Cantika tidak sengaja melihat lelaki yang selama ini menjadi obat sepinya sedang berdua dengan seorang wanita. Dia baru saja hendak pulang setelah membungkus makanan kesukaannya. Rasa sakit itu menjadi dua kali lipat karena alasan Ridho yang berdalih sibuk sehingga tidak bisa menemaninya. Namun nyatanya, seratus delapan puluh derajat berbeda. Tangan wanita itu mengepal. Entah perasaan seperti apa yang ada di hatinya. Padahal selama ini dirinya memang tidak pernah menjalin komitmen apapun dengan lelaki itu. Hanya sebatas teman tidur dan mencari kesenangan. Namun semenjak Arjuna membuangnya, perasaan kesepian itu menggelayuti hari-harinya. Dia membutuhkan Ridho, lebih dari sekedar teman. Cantika yang di landa amarah segera mengambil gawai dan menekan nomor yang tak asing di sana. “Hallo,” jawab seseorang dari sebe