"Cepat bawa dia pergi dari sini!""Jika tidak, maka mungkin aku juga akan mematahkan kedua kakinya." kata Dylan sambil membentak ke arah para pengikut dari pria yang dihajarnya itu.Para pengikutnya pun segera membawa Bane Dragon pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah suram. Bahkan seorang Jack Dragon yang berencana datang ke tempat itu untuk membalas dendam kepada Dylan dengan menggunakan Bane, namun semua rencananya gagal total dan malah mengalami kerugian yang besar.Setelah kepergian rombongan Geng Kapak Naga, suasana di tempat itu kembali kondusif seperti biasanya. Terlihat dari sudut ruangan lantai 2 gedung perusahaan Sunrise, terdapat sepasang mata yang memantau kejadian ini.Ada ketertarikan yang terlihat dari mata itu. Dia ternyata adalah Suzy, putri dari pemilik perusahaan ini.Dylan sebenarnya mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh Suzy namun pura-pura cuek."Syukurlah semua masalah dapat teratasi dengan kepergian para preman itu." kata Albert akhirnya bisa bernafas
"Aku mau mengambil lebih dari 30 juta rupiah." Dylan berkata dengan tenang sambil menatap security."Bukankah hal ini sudah memenuhi syarat untukku masuk ke tempat ini?" tambah Dylan masuk akal.Namun security itu malah tertawa mengejek ke arah Dylan."Hehehehe..." "Apa menurutmu aku adalah pria yang bodoh?""Mana mungkin kamu punya uang sebanyak itu? Sudah pergi sana dan jangan mengganggu pekerjaanku." kata security mengusir."Masih banyak tamu yang harus kulayani." tambahnya singkat sambil memalingkan wajah seolah ingin pergi dari tempat itu.Akan tetapi sebelum security itu dapat melakukan niatnya."Aku di sini mau mengambil Safe Deposit milikku." kata Dylan tanpa melirik ke security."Hah... Kamu memiliki Save Deposit?""Jangan mimpi!" kata security itu tidak percaya."Safe Deposit adalah salah satu layanan khusus dari Bank International Moonland ini dan minimal saldonya pasti miliaran.""Kamu mana mungkin punya saldo sebanyak itu." tambah security itu.Di matanya, Dylan hanyalah
Jeglekkkk....Pintu ruangan itu terbuka, Dylan dan Azen pun segera masuk ke dalam ruangan itu.Tampak seorang pria dengan badan tegap dan perut sedikit buncit sedang duduk santai di kursinya yang bisa berputar.Azen merasa sedikit khawatir jika pria itu akan membentak mereka di tempat ini.Namun semuanya malah berbeda 180 derajat."Silakan masuk tuan Dylan.""Mari silakan duduk." sapa pria tersebut dengan ramah.Setelah kedua tamunya itu duduk, dia pun melanjutkan perkataannya."Aku adalah Leo Henderson, pemimpin dari Bank International Moonland cabang kota Valley ini." kata pria itu memperkenalkan diri.Biasanya hampir semua orang yang datang ke tempat ini harus menaruh hormat kepadanya namun entah kenapa dia tampak begitu hormat kepada Dylan setelah mengetahui tentang Safe Deposit dari pria mantan pemimpin Keluarga Abraham itu."Tadi saya dapat laporan dari teller bahwa anda mau mencairkan Safe Deposit anda, apa itu benar Tuan Dylan?" tanya pimpinan cabang itu dengan sangat sopan.D
Dylan hanya bersikap santai ketika melihat tingkah polos Azen.Menurutnya wajar jika pria itu mengajukan pertanyaan demikian. Walaupun itu adalah pertanyaan yang konyol namun Dylan tampak tidak keberatan."Tentu saja aku sudah memilikinya sejak dulu, Azen." jawab Dylan dengan santai.Azen pun hanya melongo tidak bisa mengeluarkan kata-kata selanjutnya.Beberapa saat kemudian, pimpinan Bank Internasional Moonland cabang kata Valley itu menyerahkan kartu ATM berwarna hitam elit kepada Dylan dengan tangan sedikit gemetar."Baik, terima kasih atas pelayanannya pimpinan Leo.""Semoga kita bisa bekerja sama di masa depan." kata Dylan sambil berdiri dan berjabat tangan dengan pria itu sambil hendak pergi keluar."Tentu saja Tuan Dylan.""Jika kamu memerlukan bantuan maka jangan segan untuk menghubungiku.""Aku pasti dengan senang hati akan membantumu semua urusan yang berkaitan dengan Bank Internasional Moonland ini apapun yang terjadi." kata pimpinan Leo Henderson sambil memberikan kartu n
"Tidak, lain kali saja Azen.""Habis ini aku mau langsung pulang istirahat karena besok masih banyak kegiatan." jawab Dylan menolak ajakan Azen secara halus dan masuk akal.Azen terlihat sedikit salah tingkah ketika idenya itu ditolak."Oh ya Azen, kamu sudah tahu bahwa aku memiliki dana yang lumayan banyak bukan?""Jadi aku berencana akan mulai membangun sebuah perusahaan dengan aset miliaran.""Bagaimana menurutmu?" tanya Dylan untuk mengetahui pendapat dan wawasan Azen dalam dunia bisnis.Bagaimanapun juga, di kota ini tidak banyak orang yang bisa dia percaya kecuali sahabat dari desanya itu.Azen pun tampak diam beberapa saat seolah berpikir dengan keras untuk menjawab pertanyaan dari pria triliuner di depannya itu."Menurutku di kota Valley ini tempatnya cukup strategis. Suasananya pun juga kondusif.""Selain itu tempatnya ramai dan pasarnya juga besar jadi cocok untuk mulai membangun perusahaan di sini." kata Azen menerangkan pendapatnya.Seorang Azen itu sebenarnya merupakan se
Rombongan geng tersebut marah dan mengeluarkan kapak dari balik bajunya."Serang....!" kata pemimpin gerombolan tersebut memberi perintah.Mereka berlima maju serentak, sementara pemimpinnya melihat sambil merokok santai dari belakang.Wusshhh...Ayunan demi ayunan kapak hampir mengenai tubuh Dylan, namun pria itu dengan santai menghindarinya.Lalu...Plakkk...Plakk...Plakkk...Kelima orang tersebut terpental ke belakang menabrak dinding tembok akibat tamparan dari Dylan tersebut.Mulut dan hidung mereka langsung mengeluarkan darah, beberapa diantaranya bahkan langsung pingsan di tempat.Jack Dragon yang menjadi pemimpin gerombolan itu tampak terkejut dengan pemandangan di depan matanya ketika beberapa orang anak buahnya langsung pingsan terkena tamparan dari pria itu."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Jack Dragon sambil memaksakan memberanikan diri."Berani sekal
Paul Archer itu tampak sedikit salah tingkah ketika pria di depannya itu berbicara seolah mengetahui isi hatinya."Tentu saja bukan seperti itu.""Hanya saja aku ingin memastikan apakah kamu serius akan mendirikan perusahaan di kota Valley ini." kata Paul Archer membuat alasan."Baiklah, asal kamu tidak memintaku untuk melanggar hukum dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nuraniku, maka aku siap bergabung denganmu." tambahnya dengan nada tegas."Baiklah kalau begitu, aku pasti akan menyetujui syarat darimu." jawab Dylan.Beberapa saat kemudian mereka berdua bahkan terlihat saling berjabat tangan."Ini adalah kartu namaku dan alamat kantor, silakan datang jika ada waktu." kata Notaris Paul sambil menyerahkan kartu namanya kepada Dylan."Itu juga ada nomor teleponnya, silakan hubungi aku kapan saja jika kamu membutuhkan bantuan." tambah Paul Archer.Dylan pun menerima kartu nama itu dengan santa
"Oh selamat datang bos Jerry.""Apa yang membuat anda datang ke sini?" tanya Tuan Davidson seolah telah mengenal mereka."Halo Davidson, apa kamu tahu sekarang tanggal berapa?" tanya bos Jerry mengingatkan.Terlihat jelas kesombongan di wajah pria itu seolah dia merasa sebagai penguasa tempat ini."Sekarang tanggal 20." jawab Tuan Davidson singkat."Berarti kamu sudah tahu bahwa hari ini adalah jatuh tempo utangmu kepadaku yang sebesar 1,5 miliar itu?" "Tentu saja aku ingat, tapi maaf karena penjualan di perusahaan ku sedang sepi, aku minta tempo dua minggu lagi ya." pinta Tuan Davidson."Tolong bantu aku, mengingat kerjasama kita sudah berlangsung cukup lama." tambahnya sedikit memohon.Meskipun Tuan Davidson memiliki perusahaan Sunrise namun dia belum bisa membayar hutangnya karena penjualan perusahaan itu memang sedang tidak terlalu lancar.Bos Jerry itu menatap Tuan Davidson dengan wajah mengh