“Kamu … Kamu ….” “Aku peringatkan kalian. Lebih baik kalian jangan memancing kesabaran seorang ibu. Siapa yang berani menyentuh anakku. Aku akan habisi kalian semua!” Kali ini, Naomi tidak bisa menahan amarahnya lagi!Tidak masalah apabila para wanita itu datang untuk bertengkar maupun berkelahi dengan Naomi. Namun, anak adalah batas kesabarannya!Para wanita itu juga telah menyadari betapa kuatnya Naomi. Tidak ada yang berani maju lagi, malah beralih mendesak Susan.“Susan, cepat telepon Pak Dylan lagi. Biar Pak Dylan saja yang beri pelajaran kepadanya. Sepertinya dia memang sudah bosan hidup, dia malah berani pukul kamu!”“Iya, cepat panggil Pak Dylan kemari.”Susan menggigit gigi bawahnya, lalu membelalaki Naomi sekilas. Dia kembali mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dylan.Panggilan terhubung. Susan langsung menangis. “Dylan, aku dipukul! Kamu cepat kemari. Huhuhu ….”Kening Naomi langsung berkerut. Dia yakin pria yang ditelepon Susan pasti memiliki latar belakang yang tidak
Tak lama kemudian, Fiona pun bergegas kemari. Tadi dia sedang memilih pakaian untuk Calvin. Ketika mendengar Naomi juga berada di mal, apalagi sedang ditindas, dia pun bergegas mencari Naomi.“Bu Naomi.” Tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang. Naomi memalingkan kepalanya, lalu tampak sosok Fiona.“Bu Fiona?”Fiona merasa kaget.“Ternyata benar kamu ada di sini. Tadi aku merasa punggung wanita ini mirip sama kamu. Aku kira aku salah lihat. Kamu … apa yang terjadi denganmu?”Naomi merasa agak canggung. “Ada sedikit masalah dengan mereka.”Kening Fiona seketika berkerut. Dia menatap Susan dan yang lain dengan kesal. Dari semua orang di tempat, hanya Susan saja yang mengetahui identitas Fiona. Dia pun merasa kaget hingga sekujur tubuhnya gemetar.Wanita-wanita lainnya tidak mengenali Fiona. Mereka hanya merasa Fiona berasal dari keluarga kaya saja. Berhubung mereka merasa Susan memiliki Dylan sebagai sandaran, ada yang menjerit, “Kenapa? Apa kamu itu datang untuk membantu wanita
Begitu Susan bersuara, air mata langsung mengalir. Hatinya sungguh terasa penat.Dylan segera berlari ke sisi Susan. Hanya saja … belum sempat dia berjalan ke sisi Susan, langkah kakinya dihentikan oleh jeritan Fiona. “Berhenti!”Kali ini, Dylan baru menyadari kakak kandungnya juga sedang berada di tempat. Dia terbengong sejenak, lalu segera tersenyum padanya.“Kak, kenapa kamu juga ada di sini?”“Kamu jelaskan dulu sama aku. Ada apa dengan wanita ini?”Dylan langsung mengakuinya. “Dia kekasihku.”“Kekasihmu? Apa otakmu rusak? Atau kamu sudah menyumbang bola matamu? Kamu malah menerima sembarang wanita sebagai pacarmu? Memangnya kamu itu tempat penampungan sampah?”“Ergh … ada apa ini? Kita bisa bicarakan baik-baik. Kenapa malah emosi? Jangan marah-marah, nggak bagus buat kesehatan. Nanti Kakak malah cepat tua.”“Tutup mulutmu! Kalau Papa dan Mama ada di sini, aku jamin mereka pasti akan mati dibuat emosi olehmu! Kriteria untuk menjadi menantu Keluarga Hermanto bukan dilihat dari latar
Dylan memalingkan kepalanya melihat ke sisi Susan dan yang lain. Dia masih menyipitkan matanya, menunjukkan sikap lugu dan temperamen bagusnya. Namun, aura di sekitarnya mulai terasa dingin!Susan dan teman-temannya merasa sangat kaget dan takut hingga tubuh mereka terasa gemetar.Tatapan Dylan tertuju pada diri Susan. Nada bicaranya tergolong lembut. “Coba kamu jelaskan. Kalau kamu nggak bersalah, meskipun aku dipukul kakakku sampai mati, aku pasti akan melindungimu. Tapi, jangan sampai kamu berbohong.”Susan tetap tidak mengakui perbuatannya. “Dia yang lagi berbohong. Jelas-jelas anaknya yang dorong anak kakakku. Dia nggak bersedia untuk minta maaf, makanya aku minta penjelasan dari dia. Aku juga nggak sangka dia bakal segalak ini. Dia ….”“Pasti ada kamera CCTV di sini. Kita lihat rekaman CCTV saja,” sela Naomi lantaran tidak ingin melihat sandiwaranya lagi.Usai mendengar, Susan seketika merasa gemetar. Dia pun berkata “Aku juga dengar semua ini dari kakakku. Kak, coba kamu jelaska
Di lantai bawah, Fiona menyuruh orang untuk membubarkan orang-orang yang berkerumun. Kemudian, dia mencari tempat yang lebih sepi untuk mengobrol dengan Naomi. Dia benar-benar menganggap Naomi sebagai penyelamat dan juga sahabatnya!“Keluarga Hermanto dan Keluarga Himawan tergolong berkedudukan di Kota Jawhar. Kelak kalau kamu bertemu masalah lagi, kamu bisa beri tahu aku. Aku akan bantu kamu untuk selesaikan masalahmu!”“Baik, terima kasih, ya.”“Kamu nggak usah bersikap sungkan sama aku. Kamu sudah berkali-kali membantu Calvin, bahkan nggak bersedia untuk menerima imbalan. Kami akan merasa lebih nyaman jika bisa membantumu.”Ketika mengungkit masalah ini, Naomi juga merasa sangat tidak berdaya. Dia membantu Calvin benar-benar bukan demi imbalan. Waktu itu, Rowen malah memberinya selembar cek yang bernilai 2 miliar. Nominal itu sungguh mengejutkan Naomi!Seandainya mereka memberi uang 5 atau 10 juta sebagai tanda terima kasih, mungkin Naomi masih akan menerimanya lantaran memikirkan k
Jayden hilang!“Jayden?” Ketika tidak bisa melihat batang hidung anaknya, hati Naomi seketika terasa copot. “Jayden? Jayden! Jayden! Jayden!”Tidak ada sahutan dari setiap panggilan Naomi. Dia segera bertanya ke sekitar. “Permisi, apa kamu melihat ada seorang anak laki-laki, setinggi ini, baru berumur 5 tahun. Dia pakai pakaian rajut berwarna krim dengan celana olahraga warna hitam.” Sambil mendeskripsikan, Naomi sambil menunjukkan foto Jadyen kepada orang-orang di mal.“Begini penampilannya. Tadi dia lagi menungguku di depan toilet.” “Nggak nampak.”“Nggak nampak.”Setelah mencari di sekeliling, pencarian masih tidak membuahkan hasil. Naomi pun merasa kaget hingga menangis. “Jayden, di mana kamu? Jayden, huhu ….”Naomi mengeluarkan ponselnya untuk lapor polisi. Respons pertama Naomi adalah pasti wanita-wanita itu sedang balas dendam terhadapnya. Pasti Jayden telah diculik mereka. Selain itu, terlintas juga kemungkinan Jayden telah diculik oleh penjual anak!Belum sempat Naomi lapor p
Tiba-tiba Caden kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Kamu nggak mendekati pria itu? Bagaimana dengan Rayden? Apa kamu mendekati Calvin demi mendekati Rayden?”Naomi menggeleng dengan kuat. “Aku bisa menolong Calvin juga karena kebetulan! Saat aku di jalan, kebetulan penyakit Calvin lagi kambuh. Aku hanya refleks untuk membantunya saja. Kemudian, Keluarga Himawan mengunggah iklan pencarian orang. Aku khawatir dengan kondisi Calvin, makanya aku bisa ke rumah sakit.”“Sejak saat itu, aku jadi berhubungan sama mereka. Sebelumnya, aku juga nggak tahu siapa si Rayden itu! Kemudian, ayahnya Rayden bersikeras membawaku untuk bertemu dengan Rayden.”“Kalau bukan karena dia mengambil inisiatif duluan, aku juga nggak akan tahu keberadaan Rayden, apalagi bertemu dengannya. Semua yang aku katakan ini kenyataan. Aku nggak lagi bohong. Kamu bisa selidiki masalah ini!”Caden menatap Naomi dengan tatapan muram. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan tidak sabar, “Suruh dia jemput anaknya di lantai at
Naomi terdiam membisu.Saat ini, Dylan kembali melanjutkan ucapannya. “Aku itu orang baik.”Ujung bibir Naomi seketika berkedut. Apa orang baik akan berbicara seperti ini? Orang baik-baik pasti tidak akan berbicara seperti ini. Ucapannya malah membuat orang-orang merasa dia tidak seperti orang baik saja.Naomi tidak bersedia untuk bicara terlalu banyak terhadapnya. “Masalah tadi sudah berlalu. Apa kamu masih ada masalah lain lagi?”Kalau tidak ada, ya sampai jumpa! Eh, jangan berjumpa lagi!“Emm, masih ada sedikit urusan.”“Apa?”“Tadi temanku hanya lagi bercanda sama kamu. Papanya Rayden nggak lagi culik anakmu. Kamu nggak usah takut dan nggak usah berpikir kebanyakan. Kamu juga nggak usah lapor polisi.”Naomi berkata, “Apa maksudmu?”“Maksudku seperti yang aku katakan tadi. Anakmu bukan diculik. Dia hanya lagi bercanda saja.”Napas Naomi sangat kacau sekarang. “Kenapa kamu bisa tahu?”“Dari tadi aku lagi bersamanya. Tapi aku sempat peringatkan dia untuk jangan takuti kamu lagi. Tapi
“Sudah dipanggil Hayden. Ayo, bangun!”Caden tidak membuka matanya. Dia masih merasa malas. “Tidur sebentar lagi.”Naomi mencubit pipi Caden dengan kuat. “Tidur kepalamu! Anak-anak sudah bangun semuanya. Kita malah masih malas-malasan. Apa kamu nggak merasa malu?”Caden pun tersenyum, tapi dia masih tidak membuka matanya.“Nggak malu. Siapa juga yang menetapkan setelah jadi orang tua, kita mesti bangun lebih pagi daripada anak-anak?”“Dasar nggak tahu malu. Ayo, cepat bangun! Kalau kamu nggak bangun lagi, aku marah, nih!”Caden mengangkat kelopak matanya. Meski dia masih kelihatan mengantuk, dia tetap kelihatan tampan bagai pemeran utama di dalam komik saja. “Ciuman pagi hari!”Naomi menggigit dagu Caden. “Selamat … pagi!”Caden pun tersenyum, lalu mengangkat dagu Naomi dan menciumnya dengan kuat. Tatapan Caden ketika menatap Naomi penuh dengan rasa manja. “Selamat pagi.”Naomi menjulingkan matanya, lalu mengesampingkan selimutnya untuk pergi membasuh tubuhnya.Semalam Caden memang sud
Caden tidak berani mengatakan telah terjadi sesuatu karena Camila mengantar makanan. Sebab, semua itu juga diatur oleh Caden.Reputasi Dylan di luar sana sangat buruk. Sikap Naomi terhadapnya juga sangat jelas. Naomi memang menganggap Dylan sebagai teman. Namun jika membahas soal hubungan asmara, Naomi pun merasa risi.Seandainya Naomi sampai mengetahui Keluarga Hermanto salah paham dengan maksud Camila mengantar makanan untuk Dylan. Sepertinya Naomi akan menyalahkannya?Jadi, alangkah bagusnya Caden berlagak tidak mengetahui masalah Dylan dan Camila.Caden mengalihkan topik pembicaraan. “Kamu nggak usah khawatirin Dylan. Dengar dari Steven, besok kalian mau main ski?”“Emm, anak-anak juga ingin main ski. Papa dan Mama juga tertarik. Jadi, aku berencana untuk pergi main ski besok.”“Nggak ajak aku?” Naomi bertanya kembali, “Bukannya kamu nggak ada waktu?”“Kata siapa aku nggak ada waktu?”Naomi mengedipkan matanya sembari menunjukkan ekspresi terkejut. “Apa kamu ada waktu?”Ketika mel
“Aku sudah baca di internet. Kabar itu sudah viral.”“Ha!” Caden merasa gembira. “Anika itu memang ibu kandungnya Leon!”Pria mana yang akan mengekspos hal memalukan seperti ini? Para pria pasti akan memilih untuk merahasiakannya. Anika malah mengeksposnya!Tanpa perlu berpikir panjang, setelah Leon siuman nanti, dia pasti akan murka!Naomi mengambil ponsel di atas nakas, lalu memperlihatkannya kepada Caden. “Coba kamu lihat, berita Camila dan Leon terus muncul di laman pencarian Instagram-ku. Ada juga berita Dylan!”Setelah Leon diantar ke rumah sakit, Anika mendengar kabar bahwa organ vital putranya sudah hilang. Dia langsung jatuh duduk di koridor rumah sakit dan menangis histeris!Anika mengutuk Camila secara terang-terangan, juga menuduh bahwa Camila telah mengebiri “aset berharga” Leon!Tujuannya adalah untuk mengungkap kejahatan Camila dan mengajak seluruh warganet untuk ikut mengecamnya. Namun, setelah video Anika yang penuh ratapan dan tangisan diunggah ke internet, reaksi war
Caden menggigit bibirnya. Terlintas rasa bangga dan juga benci di dalam tatapannya!Orang tuanya benar-benar telah dikorbankan dalam virus generasi ke-8! Mereka bisa gugur juga demi menyelamatkan orang-orang! Caden pun merasa bangga atas kontribusi mereka!Pada saat yang sama, Caden juga merasa sangat gusar lantaran kekuatan dari luar yang berusaha untuk mencelakai kami!Setelah meninggalkan rumah Wesley, Caden berdiri di depan pintu menatap ke sisi kamera, lalu berkata, “Kalau ada yang menginginkan virus generasi ke-8, cari aku. Kita ngomong secara langsung!”Ucapan itu Caden tujukan kepada orang misterius. Dia tahu orang misterius sedang mengawasi Wesley.Setelah sekian lama bertahan, kini saatnya untuk beraksi!Caden tidak akan membunuh sosok misterius itu, tetapi juga akan menghancurkan markas mereka! Siapa pun yang merugikan negara ini wajib mati!Caden melangkah keluar dari gedung apartemen. Di samping mobil, Andrew sedang bersandar dengan santai.Ketika melihat ekspresinya yang
Caden terdiam.Wesley berkata, “Caden, apa kamu tahu waktu itu kenapa orang tuamu bisa pergi ke Kota Karl? Dia bekerja di sebuah penerbitan di Kota Karl. Dia yang merekomendasi orang tuamu untuk ke sana.”Caden mengernyitkan keningnya. “Nirman ….”“Apa kamu tahu dia?”“Lumayan akrab.” Wesley membalas, “Yang kamu kenal seharusnya adalah ayahnya. Dia nggak terkenal. Tapi, ayahnya adalah spesialis biologis yang sangat terkenal di Negara Amuriko, Ainsten.”Caden merasa kaget. Pantas saja nama itu kedengaran sangat familier. Saat membahas soal virus dengan Nenek di pegunungan, Nenek pernah memberinya daftar nama. Semua itu berisi nama penelitian virus di luar negeri.Nenek juga sempat membahas dirinya, mengatakan dia adalah anggota inti dari tim penelitian.Wesley berkata lagi, “Aku nggak tahu apa yang terjadi waktu itu. Setahuku, Nirman mengundang orang tuamu untuk tinggal di Kota Karl.”“Beberapa tahun kemudian, Nirman mengambil hasil penelitian ayahnya, lalu menyerahkannya kepada orang
Di lantai atas, Wesley masih belum istirahat. Ketika melihat kedatangan Caden, dia tidak merasa kaget sama sekali. Dia mempersilakan Caden masuk ke rumah, lalu menyeduhkan teh untuknya.“Apa kamu datang karena anak haram Zaskia?” Suara Wesley kedengaran lara. Dia juga kelihatan putus asa.Caden membalas, “Aku baru mengetahuinya. Ternyata dia adalah putramu.”Air mata memburamkan pandangan Wesley. “Benar, dia adalah anakku.”“Tapi, aku nggak pernah dengar kabar kamu pernah jadian sama Zaskia.”Wesley menghela napas panjang, kemudian berkata dengan perlahan, “Anak ini murni adalah kecelakaan! Waktu itu, setelah ayahmu memutuskan hubungan dengan Keluarga Pangestu, hanya Zaskia saja yang masih berhubungan dengannya. Dia sering ke luar negeri untuk mengunjungi ayahmu.”“Anak haram ini adalah kejadian di luar negeri. Waktu itu kamu makan bersama, lalu tidur bersama. Kemudian, dia pun hamil. Aku nggak tahu kabar kehamilannya, sampai ada yang mencariku.”“Orang itu mengancamku dengan anak itu.
Apalagi orang tuanya juga mengumumkan pemutusan hubungan dengan sepihak! Dylan memang … kasihan!Saat hampir tiba di Vila Anggara, sopir dari Keluarga Hermanto yang bertugas mengantar Camila pulang tiba-tiba menangis sembari berkata, “Nona Camila, tadi aku baru dapat kabar kalau Tuan Dylan diusir oleh orang tuanya. Mereka nggak menginginkan Tuan Dylan lagi ….”“Nyonya Lyana dan Tuan Kevin juga sudah berpesan, barang siapa yang mengurusnya, dia pun akan memutuskan hubungan dengan orang itu!”“Sekarang Tuan Dylan lagi luka parah. Kalau dia sendirian di luar sana, bagaimana kalau lukanya infeksi lagi. Huhu ….”“Nona Camila, aku tahu kamu orangnya baik. Biarkan aku antar Tuan ke Vila Anggara, ya?”“Kamu jangan salah paham. Aku bukan antar dia ke rumah kamu. Tuan Dylan juga punya vila sendiri di sana.”“Tuan Dylan kasihan sekali. Kalau kamu nggak bersedia untuk mengulurkan bantuan, bagaimana dengan nasibnya?”Camila percaya dengan omongan Dylan. Bagaimanapun, dia adalah anak semata wayang d
Dylan sungguh terbengong!“Papa, Kakek, Kakek Buyut, dan kakek-kakek lainnya lagi melihat. Apa kamu serius?”Sikap Kevin sangat tegas. “Bawa dia keluar!”Dylan menjerit, “Kamu mesti pikir dengan saksama. Keluarga Hermanto hanya punya anak semata wayang saja. Apa kamu serius?”“Kamu itu anak durhaka Keluarga Hermanto!”“Para leluhur akan bangkit dari kubur untuk beri pelajaran sama Papa! Mama juga! Kamu itu pembantu tindak kriminal. Nanti nenek dan nenek buyutku pasti akan mencarimu!”Raut wajah Kevin dan Lyana menjadi muram. Suara mereka terdengar lebih besar.“Yang cepat! Segera bawa pergi anak itu, buang sejauh mungkin! Jangan sampai aku melihatnya lagi!”“Kelak tanpa persetujuanku, jangan biarkan dia menginjak Kediaman Keluarga Hermanto lagi!” Sekujur tubuh para pengawal gemetar. Mereka segera mengangkat Dylan dan melemparnya ke luar! Mereka melempar Dylan sejauh mungkin!Pada jam sembilan malam, Dylan berbaring di atas bangku panjang tepi jalan sembari menjaga setumpukan koper. A
Sikap Lyana sangat tegas.“Jangan panggil aku Mama! Mulai sekarang, kita sudah putus hubungan! Kapan kamu bawa kekasihmu ke rumah untuk bahas soal pernikahan, kamu baru panggil aku Mama lagi! Nanti kita baru pupuk kembali hubungan kita!”Usai berbicara, Lyana menjerit, “Kenapa malah terbengong? Ayo, cepat.”Para pengawal tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang dilakukan Lyana. Hanya saja, mereka juga tidak berani tidak menuruti ucapan Lyana. Mereka terpaksa berjalan ke sisi Dylan. “Maaf, Tuan Dylan. Kami mesti dengar apa kata Nyonya.”“Berhenti!” perintah Kevin.Kevin memang marah, tetapi Dylan adalah satu-satunya penerus Keluarga Hermanto. Sekarang di hadapan para leluhur, Lyana malah ingin mengusir satu-satunya penerus keluarganya. Bukannya dia sedang bikin masalah?Kevin meraih pergelangan tangan Lyana, lalu menariknya keluar. Dia berdiri di halaman, lalu bertanya dengan suara rendah, “Sebenarnya kamu lagi ngapain? Apa yang Camila katakan sama kamu? Kenapa kamu semarah ini?”“Apa