Di depan pintu batu besar dengan simbol Sekte Bayangan Abadi, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian bersiap menghadapi tantangan berikutnya. Aura gelap yang memancar dari pintu itu terasa semakin menekan, seperti menguji keberanian mereka bahkan sebelum mereka melangkah lebih jauh.> Fei Yun: "Aku bisa merasakan sesuatu yang aneh dari pintu ini. Energi ini seolah-olah memiliki kesadaran."> Huang Tiantian: "Energi ini... bukan hanya mencoba menakut-nakuti kita. Ini seperti memancing sesuatu dari dalam diri kita."Zhen menatap simbol di pintu itu dengan serius. Ia bisa merasakan kekuatan elemen bayangan berputar di dalamnya, namun ada sesuatu yang berbeda—seperti suara bisikan yang memanggil namanya.> Zhen: "Pintu ini adalah ujian lain. Ini bukan tentang kekuatan fisik kita, tetapi kekuatan pikiran dan jiwa kita."Zhen melangkah lebih dekat ke pintu, meletakkan tangannya di permukaan batu yang dingin. Seketika, sebuah gelombang energi gelap menyelimuti dirinya, menariknya ke dalam dunia i
Setelah melarikan diri dari perangkap Wei Long, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melangkah lebih dalam ke wilayah inti Sekte Bayangan Abadi. Lorong-lorong gelap yang mereka lalui dipenuhi dengan ukiran kuno dan cahaya redup dari lentera bayangan, memantulkan atmosfer yang penuh misteri.> Huang Tiantian: "Tempat ini... seperti makam yang dipenuhi rasa dendam. Apakah ini benar-benar tempat kultivasi?"> Fei Yun: "Sekte Bayangan Abadi terkenal karena praktik mereka yang ekstrem. Aku tidak akan terkejut jika tempat ini adalah penggabungan antara medan kultivasi dan penjara."> Zhen: "Bagaimanapun juga, kita harus terus maju. Wei Long menyebut nama Ying Zhao, mungkin dia adalah penguasa Langit Keempat. Jika benar, kita tidak bisa meremehkan ancamannya."---Saat mereka melangkah lebih dalam, Fei Yun berhenti di depan sebuah dinding dengan pola aneh yang bersinar samar. Ia menyentuh pola itu, dan seketika dindingnya terbuka, mengungkapkan sebuah ruangan besar yang penuh dengan gulungan ku
Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian berdiri di tengah situasi yang penuh ketegangan. Ji Yuan, dengan kepercayaan diri yang memancar, berdiri di sisi yang berlawanan dari Ying Zhao, memegang tombak merah menyala yang tampak dipenuhi api energi jiwa. Ying Zhao, sementara itu, tampak tak gentar, meskipun kini dikepung oleh dua kekuatan yang tidak ia perhitungkan. > Ji Yuan: "Ling Zhen, aku dengar namamu bergaung di seluruh Langit Ketiga. Kau cukup berani untuk masuk ke sini, tapi apa kau cukup pintar untuk menyadari siapa musuh sebenarnya?" > Zhen: "Aku tidak percaya pada kata-katamu. Sekte Matahari Merah terkenal sama gelapnya dengan Sekte Bayangan Abadi. Kau mungkin hanya memiliki tujuan sendiri di sini." Ji Yuan tersenyum dingin. > Ji Yuan: "Memang benar, aku tidak peduli pada nyawamu atau tujuanmu. Tapi Ying Zhao adalah ancaman bagi semua yang mencoba menguasai Langit Keempat. Jika dia tidak dihentikan, dia akan memakan seluruh wilayah ini dengan energi gelapnya." > Ying Zhao
Setelah keluar dari reruntuhan Sekte Bayangan Abadi, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian memutuskan untuk mencari tempat berlindung sementara untuk memulihkan energi mereka. Namun, perjalanan mereka tidak berjalan mulus. Langit Keempat, meski tampak indah dengan pepohonan kristal dan sungai berwarna emas, ternyata penuh dengan bahaya yang tersembunyi.> Huang Tiantian: "Sepertinya kita tidak bisa diam saja. Wilayah ini dipenuhi dengan fluktuasi energi yang tidak wajar. Aku merasa seperti sedang diawasi."> Fei Yun: "Kita berada di Langit Keempat, tempat sekte-sekte kuat menguasai setiap wilayah. Jika kita tidak berhati-hati, kita akan terjebak dalam konflik yang lebih besar."Zhen mengangguk, mengingat pertemuannya dengan Ji Yuan dan Ying Zhao. Penguasa Langit Keempat bukan hanya kuat, tetapi juga penuh tipu daya.---Saat malam tiba, mereka menemukan sebuah lembah yang tampak tenang, dihiasi dengan bunga-bunga es yang memancarkan cahaya lembut. Namun, saat mereka mendekati lembah itu,
Zhen berdiri tegak meski tekanan yang diberikan oleh Jiwa Es semakin kuat. Suhu dingin menyelimuti tubuhnya, membuatnya sulit bergerak. Namun, dia tahu bahwa ujian ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, melainkan tentang mental dan pemahamannya terhadap harmoni.> Zhen (dalam hati): "Aku harus tetap tenang. Jiwa Es ini adalah bagian dari ujian, sama seperti Langit Ketiga."Jiwa Es memandangnya dengan tatapan tajam, kristal-kristal es berputar di sekelilingnya.> Jiwa Es: "Kekuatanmu besar, tapi apakah hatimu cukup murni untuk menerima kekuatan ini?"> Zhen: "Harmoni bukan hanya tentang kekuatan atau kemurnian hati. Ini tentang keseimbangan. Aku di sini bukan untuk mendominasi, tetapi untuk belajar dan memahami."Kata-kata Zhen tampaknya memengaruhi Jiwa Es. Tekanan di sekelilingnya sedikit mereda, tetapi tiba-tiba, Jiwa Es mengangkat tangannya, menciptakan pusaran air yang membekukan seketika.> Jiwa Es: "Jika kau ingin membuktikan dirimu, kau harus mampu menghadapi ketakutan terdala
Zhen berdiri di halaman utama Sekte Es Abadi, merenungi kata-kata Yan Xue. Sekte ini ternyata bukan hanya tempat belajar, tetapi juga sarang intrik yang bisa berubah menjadi pertempuran kapan saja.> Zhen (dalam hati): "Faksi Feng Yi ingin menggunakan kekuatan ini untuk dominasi. Jika aku terus di sini, aku pasti akan terlibat lebih dalam."Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, suara gemuruh datang dari luar gerbang sekte. Udara yang sudah dingin semakin membeku, dan bayangan hitam muncul di balik kabut salju.Beberapa murid sekte yang berjaga di gerbang segera bersiap siaga. Dari balik kabut, sosok pria berjubah hitam dengan aura yang sangat dingin melangkah masuk. Wajahnya tertutup separuh topeng es, dan setiap jejak langkahnya meninggalkan retakan es di tanah.> Murid Penjaga: "Siapa kau?! Sekte Es Abadi bukan tempat untuk orang asing!"Pria itu tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangannya, dan tiba-tiba angin es berhembus kencang, menumbangkan beberapa murid penjaga seket
Angin dingin berhembus perlahan di atas puncak gunung, membelai jubah para murid Sekte Es Abadi yang masih berusaha memproses kejadian sebelumnya. Pertarungan singkat dengan Mo Bai menunjukkan betapa rapuhnya pertahanan sekte mereka. Namun, bagi Zhen, pertemuan ini lebih dari sekadar pertarungan—itu adalah peringatan bahwa bahaya yang lebih besar sedang mengintai.Penguasa Langit Ketiga, pria tua berjubah biru langit yang masih berdiri di tengah lapangan sekte, mengamati Zhen dengan tatapan penuh arti.> Penguasa Langit Ketiga: "Kemarilah, Ling Zhen."Zhen melangkah maju dengan hati-hati.> Zhen: "Ya, senior?"> Penguasa Langit Ketiga: "Kau telah menarik perhatian banyak pihak, baik kawan maupun lawan. Namun, sebelum kita bicara lebih jauh... aku ingin melihat sejauh mana pemahamanmu tentang kekuatanmu."Pria tua itu mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, salju di sekeliling mulai berputar, menciptakan lapisan formasi yang mengisolasi mereka dari dunia luar.> Yan Xue (terkejut): "F
Salju turun perlahan di atas puncak Sekte Es Abadi. Suasana sekte tampak tenang di permukaan, tetapi di baliknya, badai konflik mulai berkumpul.Di ruang latihan tertutup, Zhen berdiri di tengah arena, napasnya sedikit memburu setelah ujian sebelumnya. Penguasa Langit Ketiga mengamatinya dengan tatapan penuh arti.> Penguasa Langit Ketiga: "Kau telah lulus ujian pertamaku. Tapi kau harus tahu, Ling Zhen, pemahaman tentang harmoni bukanlah akhir. Ini hanya awal dari perjalananmu."Zhen mengangguk, masih merasakan resonansi energi dari ujian tadi.> Zhen: "Aku mengerti. Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?"Penguasa Langit Ketiga mengangkat tangannya, dan dari langit, sebuah gulungan kuno turun, melayang di udara.> Penguasa Langit Ketiga: "Ini adalah Gulungan Langit Beku. Di dalamnya terdapat teknik rahasia sekte ini, Es Abadi Tanpa Batas. Kau mungkin tidak berasal dari sekte ini, tetapi aku percaya kau bisa menggunakannya dengan caramu sendiri."Zhen menerima gulungan itu dengan h
Zhen melangkah keluar dari Kota Kabut Hitam, meninggalkan jejak perjalanannya yang penuh dengan pertempuran dan pengalaman berharga. Dengan poin kontribusi yang ia kumpulkan, ia telah mendapatkan berbagai sumber daya yang memperkuat kemampuan alkemis dan kultivasinya. Namun, perjalanan ini belum berakhir—justru semakin mendekati puncaknya.Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Kota-kota besar, sekte-sekte kuno, dan kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia temui menantinya. Namun, satu hal yang paling menarik perhatiannya adalah Kota Suci Alkemis, tempat para alkemis terbaik berkumpul dan tempat legenda tentang Pil Keabadian berasal.Bersama Bai Yue, yang kini selalu berada di sisinya, Zhen menatap cakrawala yang luas.> Bai Yue: "Langit Ketiga begitu luas… Apakah kau siap menaklukkannya?"Zhen (tersenyum tipis): "Aku harus. Tidak ada jalan mundur."---Sementara itu, di dalam Kota Suci Alkemis, para tetua agung sedang membahas peristiwa besar yang akan datang. Ramalan Surgawi
Di bawah sinar bulan yang pucat, Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri dalam kepungan bandit. Sekitar dua puluh orang bersenjata mengepung mereka, dengan Bai Tu—pemimpin mereka—berdiri di tengah, menatap Zhen dengan tatapan penuh rasa percaya diri.> Bai Tu (tertawa kecil): "Aku sudah lama mendengar namamu, Zhen. Kau benar-benar bodoh telah datang ke tempat ini tanpa persiapan."Zhen tetap tenang, memegang Pedang Petir Surgawi dengan erat.> Zhen: "Kau yakin aku tidak datang dengan persiapan?"Bai Tu menyeringai, lalu melambaikan tangannya.> Bai Tu: "Hancurkan mereka!"Para bandit langsung melompat ke depan dengan senjata terangkat.Zhen mengaktifkan Teknik Langkah Petir, tubuhnya berubah menjadi kilatan cahaya biru. Dalam sekejap, ia muncul di belakang salah satu bandit dan menebasnya dengan cepat.Srekk!Darah menyembur saat salah satu bandit jatuh tanpa sempat menyadari apa yang terjadi.> Wen Ling (melompat mundur): "Mereka bukan lawan sembarangan!"Bai Yue mengangkat tangannya, me
Angin pagi bertiup lembut saat Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berjalan melewati gerbang sekte, memulai perjalanan mereka menuju Lembah Hitam.Lembah Hitam terletak ratusan kilometer dari Sekte Langit Ketiga, di perbatasan wilayah yang dikuasai oleh kelompok bandit terkenal—Serigala Hitam.> Bai Yue (menatap peta): "Jika kita terus berjalan tanpa henti, kita bisa mencapai lembah dalam dua hari."Zhen mengangguk.> Zhen: "Kita tidak tahu seberapa kuat bandit-bandit di sana. Kita harus tetap waspada."Wen Ling tampak sedikit gelisah.> Wen Ling: "Aku mendengar rumor bahwa pemimpin mereka, Bai Tu, dulunya adalah seorang murid dari sekte besar, tapi diusir karena membunuh rekan-rekannya sendiri."Zhen mengangkat alis.> Zhen: "Kalau benar begitu, berarti dia bukan musuh sembarangan."Bai Yue menghela napas.> Bai Yue: "Kita akan mengetahuinya begitu sampai di sana."Tanpa membuang waktu, mereka melanjutkan perjalanan.---Di tengah perjalanan, mereka harus melewati sebuah wilayah bernama Huta
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,