Yohan menaruh cangkirnya. Dia tampak tenang, tetapi juga penuh perencanaan."Bukan aku, tapi kamu.""Meskipun Namrian adalah klan kecil, kalian punya nyali untuk melawan Kerajaan Jaming. Kalian bisa memancing Pasukan Jaming untuk membantu kalian menyerang Negara Naki, tapi diam-diam bersekutu dengan Negara Naki. Negara Naki akan memberikan seratus senapan bambu untuk membantu Klan Namrian membunuh 50 ribu Pasukan Jaming.""Setelah itu, Klan Namrian akan dikenal di seluruh dunia. Bagaimanapun, tidak ada yang berani mempermainkan Kerajaan Jaming. Kaisar Namrian, kamu adalah yang pertama."Apa yang Johan katakan sama sekali tidak benar.Akan tetapi, Kaisar Namrian tahu Yohan sedang menyusun sebuah pertunjukan.Sebuah pertunjukan yang memungkinkan Klan Namrian untuk mengalahkan Kerajaan Jaming dan dikagumi oleh semua orang!Setelah itu, semua kerajaan yang ingin menyerang Klan Namrian harus membuat pertimbangan yang matang ....Namun, rencana tersebut memiliki konsekuensi yang tak terhitun
Baron melaporkan hasil penemuannya."Di Sekte Aziz baru didirikan, beberapa tetua mengolah batu giok yang mereka dapatkan menjadi cincin giok yang bertatahkan permata warna-warni.""Mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi di Sekte Aziz. Mereka tidak pernah menampilkan muka mereka, bahkan jarang keluar. Oleh karena itu, hanya ada rumor tentang mereka, tapi tidak ada yang pernah menemui mereka.""Petunjuk tentang cincin giok ini juga diperoleh setelah penyelidikan yang lama."Ekspresi mata Nabila sangat dingin.Ternyata orang itu berasal dari Sekte Aziz.Apakah mereka belum dibunuh semua dalam peperangan besar beberapa tahun lalu?Nabila sangat ingin tahu apakah orang yang ingin mereka bunuh di perbatasan utara kala itu adalah Mayor Jenderal Joka atau Yolo.Yolo memiliki dendam dengan Sekte Aziz, tetapi Mayor Jenderal Joka tidak ....Untuk berhati-hati, Nabila menyuruh Baron mengirim pesan untuk memperingatkan Aliansi Germa.Mungkin Sekte Aziz senantiasa mencari kesempatan untuk ban
Pangeran Rio berdiri menghadapi para pejabat dan bertanya lagi,"Adakah yang bersedia menjadi pengawas pengirim makanan?"Pangeran Rio biasanya lembut dan kalem saat berbicara. Akan tetapi, Pangeran Rio menjadi resah belakangan ini.Kaisar sedang menghadapi bahaya di perbatasan selatan, tetapi tidak ada orang yang bisa diandalkan.Jika bukan karena harus menjalankan pemerintahan di Kota Zordo, Pangeran Rio sudah maju ke medan perang!"Pangeran, sudah tewas beberapa pengawas pengirim makanan. Prioritas saat ini adalah membasmi bandit yang mencuri persediaan makanan. Kalau tidak, semua makanan yang dikirim akan dicuri. Itu tidak sepadan!"Tentu saja Pangeran Rio tahu.Pangeran Rio sudah mengirim pasukan untuk membasmi bandit, tetapi belum ada kabar yang jelas sampai sekarang.Tidak bisa terus menunggu begitu saja.Persediaan makanan untuk kebutuhan perang harus sedia lebih dulu. Kini, makanan tidak kunjung bisa dikirim ke perbatasan selatan. Lebih lama waktu yang terbuang, lebih besar ba
Pangeran Ricky memasuki aula dengan sombong bersama dua pengawal.Reaksi para pejabat berbeda-beda saat melihatnya.Ada yang bersikap menyanjung, ada yang kaget dan bimbang.Ekspresi mata Pangeran Rio berubah."Pangeran Ricky, kamu seharusnya berada di Kota Suro. Tidak boleh memasuki Kota Zordo tanpa panggilan."Pangeran Ricky berumur 30-an tahun, merupakan putra sulung dari mantan kaisar.Sejak kaisar naik takhta, kaisar bersikap keras terhadap saudaranya. Tanpa panggilan dari kaisar, para pangeran hanya boleh menetap di kota yurisdiksi masing-masing.Kini, kaisar sedang terjebak di perbatasan selatan. Pangeran Ricky pun tidak sabar untuk mengambil tindakan.Pangeran Rio sangat mewaspadai Pangeran Ricky.Pangeran Ricky mengelus berewok di dagunya dan berseru dengan lantang,"Ini dekret dari Permaisuri Agung!"Hati Pangeran Rio menegang.Pangeran Ricky menghampiri Pangeran Rio seperti singa yang siap menyerang.Pangeran Ricky melirik Pangeran Rio dengan sinis, lalu mengejeknya."Kaisar
Di aula utama Istana Rubi.Pangeran Rio berkata kepada ratu yang duduk di balik partisi ruangan di depannya,"Begitulah masalahnya. Kakak Ipar, Pangeran Ricky terus mendesak. Kita benar-benar tidak punya solusi lain.""Pengiriman makanan kali ini sangat signifikan.""Sebut saja berapa banyak pasukan yang Kakak Ipar butuh.""Kita harus menjamin makanan kali ini bisa sampai di perbatasan selatan dengan lancar."Nabila berkata dengan tenang."Tidak butuh banyak orang, yang penting mereka bisa dipercayai dan cukup patuh."Pangeran Rio tidak sependapat."Aku tahu Yang Mulia terampil dalam bela diri, tapi tetap harus berhati-hati. Aku curiga, pencurian makanan beberapa kali sebelumnya mungkin adalah konspirasi Pangeran Ricky.""Pangeran Ricky sudah menargetkan Yang Mulia. Dia tidak akan membiarkan Yang Mulia sampai ke perbatasan selatan dengan lancar. Sebaiknya perbanyak personel."Nabila punya pemikiran sendiri."Karena kamu tahu Pangeran Ricky bermasalah, kamu harus selidiki dengan cermat.
Jessy datang untuk menyelamatkan seseorang."Dayangku, Indri .... Waktu itu, Indri dihukum ke Departemen Penyiksaan sebagai kambing hitam untukku.""Hari ini, aku datang untuk mengakui kejahatanku. Kumohon ... bebaskanlah Indri."Ekspresi mata Nabila tegas."Apa kamu tahu kejahatan harus dihukum?"Jessy menundukkan pandangan."Aku tahu. Aku bersedia menerima hukuman, tapi Indri tidak bersalah.""Sejak aku masuk istana, aku diperangkap oleh iblis batinku sendiri.""Sekarang, aku ingin selamatkan diriku."Ekspresi mata Nabila tenang."Aku kabulkan keinginanmu."Jessy menghela napas lega. Lalu, Jessy berlutut dan bersujud kepada Nabila."Yang Mulia Ratu, aku sering kali ingin menjatuhkanmu dan mendapatkan cinta Kaisar. Aku salah.""Tapi Yang Mulia Ratu tidak keberatan dan bersikap baik padaku ...."Nabila menyela perkataan Jessy."Kamu salah paham tentang ini."Jessy mendongakkan kepala, menatap Nabila dengan bimbang dan heran.Nabila berkata dengan kalem."Aku awalnya tidak ingin beritah
Sebelum berangkat untuk mengirim makanan, Baron sudah mengumpulkan semua informasi.Wali Kota Barata adalah salah satu rintangan dalam pengiriman makanan.Wali Kota Barata diam-diam menahan sebagian barang kebutuhan perang dengan dalih pemeriksaan. Perbuatan ini sungguh sangat tercela.Nabila mengisyaratkan pengawal untuk memperlihatkan surat izin jalan.Pengawal berkata pada pejabat pemerintah yang memimpin, "Kami semua adalah pengusaha. Ini adalah surat perintah dari Pangeran Rio ..."Alhasil, pejabat pemerintah langsung menepis surat izin jalan dan surat perintah dengan sombong."Bawahan Pangeran Rio juga harus taat aturan! Sampai di Kota Barata, semua orang harus menaati aturan Kota Barata!"Pengawal itu menegur secara refleks."Kurang ajar! Beraninya kalian bersikap lancang terhadap surat perintah Pangeran Rio?"Plak!Pejabat pemerintah langsung menampar pengawal itu."Kamu yang kurang ajar! Percaya tidak, dengan satu kalimat dariku, aku jamin kalian tidak bisa keluar dari kota in
Saking marah, Pangeran Ricky melempar sangkar burung.Burung mengepakkan sayap untuk terbang ke luar kandang, lalu menabrak dinding dan jatuh pingsan di lantai.Pangeran Ricky menginjak burung itu tanpa belas kasihan."Yohan sangat menyayangi senapan bambu. Agar tidak berpindah tangan ke tangan musuh, Yohan bahkan tidak membiarkan orang lain menyentuhnya, apalagi dibawa untuk melindungi diri.""Kenapa Ratu bisa membawanya?""Kenapa sekarang Pangeran Rio dan Departemen Pembuatan Senjata tidak menaati aturan Kaisar?""Pengawal, ikut aku ke Kediaman Rio!"Di Kediaman Rio.Pangeran Rio sudah menunggu karena menduga Pangeran Ricky akan membuat onar."Senapan bambu? Aku tidak tahu. Bagaimana Pangeran Ricky bisa tahu?" Pangeran Rio tersenyum lembut, seolah-olah tidak pernah bisa marah.Pangeran Ricky menepuk meja dengan marah."Bisa-bisanya kamu membiarkan Ratu membawa senapan bambu! Kalau sampai jatuh ke tangan negara musuh, apa kamu bisa tanggung konsekuensinya?""Cepat ambil kembali senapa
Baik Keluarga Zenard maupun putri mereka tidak menyangka Kaisar akan begitu murah hati.Lisa mengangkat kepalanya, wajah cantiknya terlihat tenang."Menjawab Kaisar, aku telah berlatih tombak sejak kecil."Yohan menatapnya dengan tenang, sorot matanya agak tidak fokus.Rasanya seolah melihat orang lain melalui dirinya."Berlatih tombak itu sulit, jarang sekali bisa meraih pencapaian seperti itu."Leonard yang berada di samping agak terkejut.Kaisar belum berbicara kepada siapa pun dengan tenang selama berhari-hari, apalagi memuji siapa pun.Mungkin putri dari Keluarga Zenard ini adalah orang yang berbakat.Ambisi Lisa untuk bergabung dengan pasukan tidak pernah diakui oleh keluarganya. Hari ini setelah mendengar kaisar memujinya, dia merasa seolah telah bertemu dengan orang yang dia percayai dan jantungnya berdegap."Kaisar, aku percaya terlepas apa pun jenis kelaminnya, orang itu harus punya ambisi untuk mengabdikan diri pada negara. Keahlian tombakku juga bukanlah apa-apa setelah ber
Mata-mata itu telah meninggalkan Sekte Aziz selama bertahun-tahun, tercemar oleh keinginan duniawi untuk bertahan hidup dan ingin mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri.Dia ingin hidup, jadi dia menceritakan semuanya pada Nabila dengan jujur."Ketua ... ingin membunuhmu karena kamu mencelakai putra satu-satunya!"Raut wajah Nabila menjadi serius.Putra Ketua Sekte Aziz?"Kapan dan di mana?" tanyanya dengan dingin.Hosaku menggertakkan gigi dan melontarkan beberapa patah kata."Desa Moriarti, kasus pembantaian keluarga. Mayor Jenderal ... apa kamu ingat?"Wajah Nabila memucat.Itu terjadi lebih dari lima tahun yang lalu. Saat itu dia baru saja tiba di perbatasan utara bersama Guru dan Ibu Guru, belum secara resmi memasuki kamp militer.Saat melewati Desa Moriarti, dia menyaksikan sebuah pembantaian.Pelakunya adalah seorang pemuda berusia belasan tahun yang sangat sombong.Ada acara bahagia di desa hari itu dan dia memimpin beberapa anak buahnya untuk menimbulkan masalah, lalu me
Kediaman jenderal.Nyonya Windi sendiri yang merawat luka Nabila, terutama matanya.Untung saja dia langsung menerima perawatan dan tidak ada masalah serius.Dia membungkus mata Nabila dengan kain kasa dan tidak bisa melihat cahaya terang atau terkena air untuk sementara waktu.Tidak lama kemudian, Jenderal Jordi mengetuk pintu di luar."Masuk." Nada Nyonya Windi serius.Setelah Jenderal Jordi masuk, dia melirik ke arah Nabila yang sedang duduk dan buru-buru bertanya pada istrinya."Ada masalah dengan matanya?"Nyonya Windi cemas."Masih berani bertanya?""Bukankah kita sudah lama mengaturnya? Bagaimana Nabila bisa terluka sampai seperti ini!? Kali ini masih beruntung, bagaimana kalau itu obat yang sangat beracun dan membuatnya tidak lagi bisa melihat selama sisa hidupnya!?"Jenderal Jordi tidak bisa berdebat.Dia sangat khawatir saat melihat cedera mata Nabila sebelumnya.Nabila menjelaskan dengan tenang."Ibu Guru, mohon jangan menyalahkan Guru.""Guru mencoba menangkap mata-mata di
Angin di puncak gunung sangat kencang, menyebabkan pakaian dan rambut Nabila berkibar.Dia tidak membawa senjata dan tangan kosongnya sudah cukup untuk menghadapi beberapa orang ini.Akan tetapi Nyonya Windi ada di tangan musuh.Setelah beberapa saat, Soni melihat orang-orang yang tumbang dan menyadari mengapa wanita di depannya disebut "Dewa Perang" dari Perkemahan Utara.Awalnya dia mengira para jenderal di istana tidak berguna, hanya mengarahkan prajurit di bawah komando mereka untuk berperang.Baru pada saat itulah dia sadar bukan demikian.Setidaknya Mayor Jenderal Joka memiliki kemampuan yang nyata.Soni melihat anak buahnya tumbang satu per satu dan buru-buru menempelkan pedang di leher Nyonya Windi sambil berteriak kepada Nabila."Berhenti! Kalau tidak, aku akan membunuhnya!"Setelah mendengar ini, Nabila benar-benar berhenti.Di saat yang sama, bubuk beracun tiba-tiba ditaburkan di depan matanya.Matanya langsung terasa sangat perih.Soni mengambil kesempatan itu untuk menyuru
Nyonya Windi diculik dan para bandit meninggalkan surat yang meminta Mayor Jenderal Joka untuk datang sendiri.Ketika Nabila bergegas ke kediaman jenderal, dia melihat gurunya duduk di aula utama dengan wajah penuh kesedihan. Dia menenangkan emosinya dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang agar dia bisa berpikir."Guru ....""Baca surat ini." Jordi menyerahkan surat itu pada Nabila dengan suara agak bergetar.Surat itu telah dibuka.Nabila segera membukanya dan melihat isinya dengan jelas.Singkatnya, dia disuruh pergi ke Gunung Glorien sendirian untuk pergi ke sana dan menukar ibu gurunya."Aku akan pergi sekarang juga!" Nabila sama sekali tidak ragu.Jordi buru-buru berdiri dan menghentikannya."Tenanglah! Aku lebih mengkhawatirkanmu daripada ibu gurumu yang telah ditawan.""Tapi kalau pergi begitu saja, takutnya kamu pasti akan ditangkap oleh mereka."Jordi telah lama berada di medan perang, jadi dia tentu saja bisa melihat bahwa mereka mengincar Nabila dan ingin menjebaknya.
Biasanya Nabila menghabiskan hari dengan pedang dan senjata, tidak punya waktu untuk berkebun.Dulu Kediaman Leluasa terlihat tandus.Akan tetapi hari ini saat masuk, yang Nabila lihat adalah bunga merah dan pohon rindang.Barisan burung hinggap di dahan sambil berkicau dan sangat ramai.Pelayan sedang sibuk di halaman dan dialah yang pertama melihat Nabila. Meski dia memakai masker dan berpakaian seperti seorang pria."Kamu sudah kembali!" Mata Yumba berbinar, dia buru-buru meletakkan sapu di tangan dan mengundangnya ke dalam kediaman.Nabila tidak melihat orang lain, jadi dia bertanya, "Mana Nadine?"Yumba menjawab sambil menuangkan teh untuknya."Tabib Lukas membawa Nona ke gunung belakang untuk memetik bunga."Nabila mengernyitkan dahi."Memetik bunga?"Ini tidak pantas untuk dilakukan pria dan wanita berduaan.Meskipun Nabila percaya pada sifat Lukas ....Begitu selesai berbicara, Nabila mendengar suara tawa dari jauh.Saat bangun dan melihat, dia melihat Lukas dan Nadine berjalan
"Joka? Maksudmu Mayor Jenderal Joka dari Perkemahan Utara?" Pria itu langsung mengernyitkan dahi.Dia pernah mendengar Mayor Jenderal Joka memiliki keterampilan seni bela diri yang sangat tinggi.Aura membunuh melintas di mata wanita bercadar itu dan dia berkata kepada pria itu lagi."Kalau kamu bisa membunuh Joka, Ketua pasti akan menjadikanmu raja.""Kenapa begitu?" Meskipun pria itu menginginkan pencapaian pertama, dia tidak bisa menahan rasa penasarannya.Wanita itu mengenakan gelang manik di tangannya dan saat mengayunkannya dengan lembut, gelang itu mengeluarkan suara gemerincing yang jelas dan menyenangkan.Dia berkata perlahan."Karena ... Tuan Muda."Pria itu tiba-tiba sadar."Mungkinkah Joka yang telah membuat Tuan Muda terluka?"Dia hanya tahu sekitar lima atau enam tahun yang lalu, putra satu-satunya ketua secara misterius terluka parah dan mengalami koma, masih belum ada cara untuk membangunkannya.Pembunuhnya tidak pernah dipastikan.Wanita itu mengangguk, suaranya manis
Negara Naki melakukan perbandingan kasus setiap tiga tahun sekali, yaitu untuk memastikan jumlah orang di dalam negara tersebut, terutama jumlah kelahiran dan kematian. Serta pemeriksaan terperinci terhadap usia 80 tahun sampai anak-anak berusia enam tahun, termasuk tinggi badan dan penampilan.Sekitar sebulan yang lalu, para pejabat kementerian kehakiman pergi ke istana untuk melaporkan pekerjaannya. Setelah melakukan pemeriksaan tahun lalu, ada potensi krisis di Negara Naki.Di antara pria dan wanita yang belum menikah, jumlah wanita jauh lebih sedikit dibandingkan pria dan hanya ada satu dari setiap sepuluh pria yang bisa mendapatkan seorang istri.Belum lagi beberapa pria memiliki banyak istri dan selir, sehingga banyak pria yang tidak memiliki istri untuk dinikahi.Mayoritas prajurit yang menjaga perbatasan belum menikah.Kalau hal ini terus berlanjut, takutnya dalam 20 tahun lagi tidak akan ada prajurit di Negara Naki.Itulah sebabnya Yohan lebih memilih mengumpulkan kas negara,
Nabila tidak peduli dengan urusan orang lain. Setelah makan, dia langsung melanjutkan perjalanan ke utara.Beberapa hari kemudian, dia dan Baron melewati pengadilan. Karena terlalu banyak orang, mereka terpaksa turun dan berjalan sambil menarik kuda mereka.Setelah mendekat, mereka baru menyadari semua itu adalah orang yang datang untuk bercerai dan menghalangi jalan menuju pengadilan.Ada pedagang kaki lima yang menyaksikan keramaian sambil menunjuk dan mengomentari wanita yang sedang menunggu untuk bercerai."Cih! Tidak tahu malu! Ternyata mereka berani datang ke pengadilan untuk bercerai!""Benar! Memalukan! Sebagai seorang wanita, aku malu pada mereka. Sudah cukup sulit bagi seorang pria untuk menghidupi keluarganya dan masih harus melakukan hal seperti ini!""Entah apa yang terjadi pada Kaisar, bisa-bisanya dia mengeluarkan perintah bahwa semua wanita yang pergi ke pengadilan untuk bercerai harus diurus.""Terlebih lagi, para pejabat dari seluruh negeri bekerja keras untuk menyele