Share

ARI SIHOMBING

Part 9

Setelah di warung... Ari melihat Ayahnya yang sedang makan di warung makan. deket sebelah warung yang akan dia beli gula merah.

"Ayah.. Ari rindu dengan Ayah.. kenapa Ayah malah pergi dari rumah Yah.." Ari berucap dengan pelan. Walaupun melihat Ayahnya dia melewati saja dan lalu bergegas untuk membeli gula merah.

"Bu beli gula merah 2 biji."

"Iya dek, sebentar, Ini." Setelah membeli gula merah Ari lalu langsung pergi pulang kerumah. Dan dia masih melihat Ayahnya yang sedang merokok di rumah makan itu. Lalu Ari berhenti dan hanya memandangnya dengan jauh. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca yang merindukan sosok seorang Ayah. Lalu Ari menghapus tangisannya agar tidak diketahui oleh Ibunya.

"Ayah Ari disini Rindu.. semoga saja Ayah sehat selalu ya.. Doa ku selalu untuk mu." Itulah gumaman Ari untuk Ayahnya.

Ketika itu Ari langsung saja melanjutkan jalannya agar yang di rumah tidak terlalu menunggu dirinya yang lama membeli gula merah.

Setelah itu Ari langsung masuk kedalam rumah dan ia berkata.

"Maaf ya, Bu, Pak sudah menunggu lama." Setelah meminta maaf  Ari pamit langsung ke dapur untuk menemui Rio.

"Sorry kawan lama ya? Tadi biasa lah ada kendala sedikit hehehe."

"Ah.. elu mah kaya gitu, katanya cuma sebentar.. prett. Tapi ternyata malah lama ah dasar kau ini sini tak kasih hukuman dulu." Rio bangkit dari duduknya lalu ingin menjitak Ari dengan sigap Ari menghindarnya.

"Aits.. nggak kena weee.. hahahha.. udah ah ayo cepetan kita bikin sambal rujaknya, tuh Ibuku dan orang tua mu dari tadi sudah menunggu." Ari mengalihkan pembicaraan Rio.

"Iya iya, dasar bawel ini aku lagi ngulek ambilin ge garamnya berdiri terus di situ." Rio mengulek cabe sambil ngedumel dengan sikap Ari yang menyebalkan.

"Iya.. hehehe ini garamnya. Udah dong jangan marah nanti sambalnya jadi pedes bangat loh. Kata pepatah si kalau yang nguleknya ngambek atau marah-marah nanti hasilnya nguleknya jadi pedes bangat.." Ari senyum-senyum saja setelah mengatakan itu. Sedangkan Rio malah mengerucutkan bibirnya membuat Ari tidak tahan untuk ketawa.

Setelah itu mereka berdua langsung pergi kedepan untuk ngerujak bersama. Lalu mangga-mangganya dikupas dan yang mengupaskan mangga-mangga itu Ibunya Ari dan Ibunya Rio. Manggahnya banyak hasil metik yang didapat ada 7 buah jadi yang di kupas hanya 3 buah saja. Ada sisa nya 4 buah lagi untuk orang tuanya Rio nanti untuk dibawa pulang.

"Hmmm.. enak ya mangganya di jam-jam segini makan rujak mantap.." Begitulah ucapan Rio.

"Aduh.. pedes.. air mana air.. aduh.." Rio kepedasan dan mencari air, padahal airnya ada disebelahnya, membuat mereka semua tertawa dengan tingkah Rio. Udah tau Rio nggak terlalu suka bangat dengan pedes-pedes kini dia makan yang pedes-pedes.

"Hahaha... mangkannya kau Rio kalau makan tuh jangan banyak-banyak ngambil sambalnya. Tuh air ada di deket kamu." Setelah berucap gitu Ari malah tersenyum-senyum saja. Sedang Ibunya Ari hanya mesem-mesem saja. dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah mereka berdua.

"Iya, iya Ari.. saya emang nggak terlalu suka yang pedes-pedes sekali, tapi kalau lagi ngerujak bikin selalu ngiler tau.. enak.. bangattt."

"Hahaha ada-ada saja kau Rio, kalau nggak suka pedes jangan kasih cabe 5 tadi.. kan kamu yang ngulek dan kamu juga yang kasih cabenya."

"Nah.. loh.. jadi ini salah siapa? Bikin sambal rujak yang menjadi pedes." Ibunya Rio bertanya.

"Yang salah Rio.. hahahhaa." Semuanya pada menunjuk Rio yang mukanya sedang merah karna kepedesan.

"Iya.. iya.. aku yang salah deh.. hehhee maaf hahahhaa..." semuanya kembali ketawa lagi bersama-sama. Suasana hari ini begitu ceria bagi mereka semua.

Setelah makan rujak manggah, mereka semua kepedasan sampai-sampai ada mukanya kemerahan yaitu Rio. Melihat ekspresi Rio jadi ketawa lagi.

"Rio muka kamu merah itu, coba kondisikan." Ari ngelek Rio.

"Ah.. dasar ya kamu.. sekarang aku minta tanggung jawab cepet ilangkan rasa pedes ku ini." Kini semuanya yang mendengarkan ocehan Rio menjadi ketawa lagi.

"Hahahaa.. hahaha.. kau lucu Rio.. pertanyaan kamu untuk aku minta pertanggung jawabkan sungguh aneh. Ah dasar kau aneh hahhaaa."

"Ari... kamu jangan ketawa.. sekalau lagi kau ketawa akan aku.." lalu menjedanya dan berpikir dulu mau diapakan Ari ya?

"Apa-apa? Mau diapakan aku? Sinj kalau berani weee." Ari melelewe Rio yang sedang emosi dan sambil meledeknya.

"Iih.. Ari.." lalu Rio menghampiri Ari sedangkan Ari berlari pada saat Rio akan mendekatinya.

"Mereka berdua kaya tom and jerry saja ya." Ibunya Rio berucap seperti itu.

"Iya betul. Seakan-akan mereka tidak akan terpisahkan, pertemanan nya begitu kuat." Itulah ucapan Ayah Rio.

"Iya betul."

Begitulah percakapan mereka ketika hening.. tiba-tiba Om nya Ari datang.

''Horas." 

"Horas, Bapa Tua" itulah sebutan Ibunya Ari ke abangnya yang sudah terbiasa menyebut Abangnya Bapa Tua. Mereka yang duduk-duduk santai di depan rumah, sambil menikmati angin yang sepoi-sepi menjawab dengan bersamaan.

"Ari mana?" Omnya Ari menanyakan keberadaan Ari.

"Itu dia tadi lari kebelakang sedang main, apa perlu aku panggilkan Ari pa?"

"Oh.. nggak usah aku hanya menanyakannya saja. Kalau begitu aku pamit. Horas."

"Horas." Mereka semua menjawab salam Om nya Ari. Hanya itu saja Om nya Ari menanyakan kabarnya lalu langsung pergi lagi.

NB : Bapa Tua atau Amang Tua adalah sebutan untuk Abang dari Ayah kita dan sebutan untuk suami kakak Ibu kita.

Tiba-tiba Ari ngos-ngosan setelah di kerja-kejar oleh Rio.

"Udah ah ca-peek Ri-o, kita damai saja ya aku sudah lelah ini." Ari berbicara sampai ngos-ngosan.

"Nah.. mangkannya lain kali jangan ngeledek aku.. sukurin kan capek."

"Iya aku minta maaf deh, nggak ledekin kamu lagi."

"Nah gitu dong.. itu baru Ari aku." Semua pada mempertawakan mereka lagi dengan kelakuan mereka yang bener-bener kaya tom and jerry.

"Sudah-sudah.. ini minum dulu, pasti kalian capek kan?" Ibunya Ari sudah menyiapkan minum pada mereka.

"Iya Bu, Ibu pengertian bangat."

"Terimakasih ya Bu" mereka berdua kompak mengucapkan terimakasih.

"Iya sama-sama, oh ya Ri tadi ada Om kamu kesini."

"Ada apa ya Bu Om kesini?"

"Nggak tau, ya sudah dari pada kamu penasaran lebih baik kamu samperin saja nanti kerumahnya." Ibunya Ari menceritakan semua tentang Abangnya tadi yang datang menanyakan anaknya.

"Baik Bu, nanti Ari datang kerumahnya." Jarak rumah Ari ke rumah Omnya lumayan jauh jadi Ari harus menaiki motor.

"Ari sudah sore, aku sama orang tua mau pulang dulu ya nanti kita lanjutkan lagi maennya ya oke." Rio berpamitan pada Ari dan Ibunya.

"Iya bener kata Rio sudah sore, kami sekeluarga ijin pulang ya Bu."

"Iya Bu, hati-hati ya dijalan. Ini Bu mangga nya jangan lupa dibawa buat Rio"

"Loh Bu, nggak usah repot-repot" Ibunya Ari menyodorkan manggah muda itu pada Ibunya Rio, tapi Ibunya Rio malah menolak dan memberikannya kembali. Tapi ibunya Ari malah memberikannya pada Rio akhirnya Rio lah yang menerimanya.

Ketika sudah masuk semuanya Ibunya Rio membuka jendela dan mengucapkan terimakasih pada Ibunya Ari.

"Terimakasih ya Bu atas jamuannya." Begitula ucapnya, lalu Rio membuka jendela sambil dadah-dadah pada keluarganya Ari.

"Nanti kapan-kapan kita main lagi ya. Terimakasih ya Bu. Dah.." Karna jarak rumah Rio dengan Rumah Ari lumayan jauh jadi membawa kendaraan orang tuanya Rio.

Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang...

Siapa lagi ya yang datang ketika mereka akan istirahat apakah temen nya Ari? Ataukah Om nya?

Yuk kita simak kelanjutannya besok..

Next?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status