Share

Bab 9

Penulis: Kak Fonnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-06 16:48:56

“Apa kamu sudah menemukan keberadaan ayah?”

“Belum, sepertinya pria tua dan tidak berguna itu sembunyi dari kita.” Ridho sudah berusaha mencari keberadan Ferri ke sana kemari, tetapi tak kunjung menemukan ayah mertuanya.

“Apa katamu? Berani sekali kau mengatakan ayahku tidak berguna! Mulutmu itu aku sumbat nanti!” Roy tidak terima Ridho yang mengatai ayahnya tidak berguna.

“Bukankah kamu juga mengatakan ayahmu begitu?” Ridho bingung dengan sikap Roy.

Roy mengepalkan kedua tangannya dan rahangnya mengeras. Kemudian Roy mendekati Ridho menarik baju Ridho. “Hanya aku yang boleh mengatai kedua orang tuaku! Dan kamu tidak boleh mengatakan itu, jika sekali lagi aku mendengar mulutmu akan aku pecahkan!”

“Oke, aku tidak akan ulangi lagi.” Ridho menepis tangan Roy yang menarik bajunya.

Roy menepis tangannya dan menjauh dari suami Kakak perempuannya itu. “Sekarang juga kamu harus mencari keberadaan ayah dan bawa pria tua itu ke hadapan aku.” Roy kembali perintah Ridho untuk memncari keberadaa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita ini mengajarkan utk bertindak tidak perlu pake otak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 10

    "Dokter Ibnu?" "Iya, saya." Ternyata dokter Ibnu lah yang membekap mulut Adinda dan membawa wanita itu ke dalam mobilnya. "Kita harus pergi dari sini sebelum suamimu dan keluarganya tahu." Dokter Ibnu melesatkan mobil menuju ke rumah sakit. "Ikshan sudah membaik, tapi luka pada tubuh bagiannya juga sudah kering. Saat ini dia butuh kamu untuk selalu ada di sampingnya," kata Dokter Ibnu. "Iya, Dok. Maaf sudah merepotkan Dokter," ucap Adinda. "Tidak masalah, asal Ikshan sembuh dan bisa kembali beraktifitas seperti anak-anak lain." Dokter Ibnu sangat kasihan pada Adinda dan Ikshan, oleh sebab itu dia membantu Ibu dan anak itu. Dokter Ibnu juga memberikan perawatan dan pengobatan yang terbaik untuk Ikshan."Saya minta kamu untuk tetap ada di samping, Ikshan. Dia butuh Ibu dan pelukan hangat darimu." Dokter Ibnu meminta Adinda untuk tetap di rumah sakit. "Iya, aku akan tetap ada di sampingnya. Tapi untuk sementara aku harus mencari tahu semua kebusukan suami dan keluarganya. Aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 11

    "Siapa yang letakkan rekaman ini?" gumam Adinda.Adinda yang penasaran dengan isi rekaman itu, dia sambungkan alat itu di ponselnya dan mulai mengotak atik rekaman itu. video rekam itu masih berputar beberapa detik dan setelah itu tampillah video yang membuat Adinda membulatkan matanya kedua tangannya menutup muulutnya."Ridho?" Tangan Adinda bergetar hebat saat melihat video yang diputar lewat ponselnya. Di mana di dalam video itu terlihat jelas Ridho tengah melakukan hal yang seharusnya tidak pantas dilakukan seorang paman pada ponakannya. tapi di dalam video itu terlihat Ridho seperti bukan seorang paman, tetapi seperti setan. Melihat Ridho melakukan hal bejat membuat Adinda langsung lempar rekaman itu di atas tempat tidur. Dia tidak kuat melihat sang putra yang menangis histeris saat laki-laki bertubuh kekar itu melakukan hal bejat padanya. Air matanya tak henti-hentinya luruh dan tubuhnya bergetar hebat. Ditambah lagi mendengar teriakan Ikshan di dalam video itu membuat uluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 12

    "Kamu kenapa, Mir? Kenapa wajah kamu lebam semua? Apa apa terjadi dengan kamu?" Lina sangat cemas melihat wajah cantik istri yang biru seperti dipukul orang. "Tidak kenap kok, Bu. Ini karena Mira salah skincare makanya lebam seperti ini." Mira berbohong. Dia terpaksa berbohong karena di meja itu ada Adinda.Adinda terlihat santai saja, dia menyeruput susu buatnya dan menyantap roti tawar yang sudah dibaluri selai. Tetapi matanya menatap tajam ke arah Mira dengan tatapan penuh ancaman yang sangat berbahaya.Sedangkan Lina heboh dengan kondisi kedua anaknya yang bangun pagi muka sudah penuh dengan lebam. "Kamu juga Roy, kenapa wajah kamu juga seperti itu?" tanya Lina. "Tidak kenapa-kenapa," jawab Roy juga berbohong, karena tidak mungkin dia jawab dengan jujur pada Ibunya apa lagi di meja makan ada Adinda. "Sudah, Bu. Ayo, sekarang kita sarapan." Mira menuntun Ibunya untuk duduk kembali di kursi. Lina duduk di kursinya dan Roy duduk didekat Ibunya. Sedangkan Mira, wanita itu terp

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 13

    "Kamu pikir kamu bisa mengalahkan aku? Tidak, kamu tidak akan bisa menyalahkan aku dan aku tidak akan pernah mau dikalahkan sama kamu wanita sialan!""Aku yang akan buat hidupmu menderita!"Adinda berucap dengan tubuh yang sedikit membungkuk di hadapan Mira. Adinda berhasil melawan serangan Mira dengan memukul kepala Kakak iparnya itu dengan bingkai foto hingga jatuh tersungkur di lantai.Adinda bangkit berdiri, lalu dia menyeret tubuh Mira keluar dari kamar. Dia akan mengurung wanita yang sudah menyakiti putranya itu di gudang.Sesampainya di gudang, Adinda mengikat kaki dan tangan Mira sama seperti yang dilakukan suaminya kalah itu pada Ikshan.Setelah diikat kaki dan tangan Mira, Adinda juga membekap mulut Mira dengan kain. Dengan begitu wanita itu tidak akan bisa kabur dan teriak meminta pertolongan orang lain.Sesudah itu Adinda bergegas meninggalkan gudang dan tidak lupa dia mengunci pintu gudang. Adinda kembali ke kamarnya, dia akan mengobati lukanya.Ibu dari Ikshan Muhammad i

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 14

    Bugh! Suara tubuh terjatuh dan tersungkur di lantai. "Mati saja kau laki-laki pengganggu!"Tubuh Roy jatuh tersungkur di lantai kamar mandi. Pria itu benar-benar mabuk parah. Ibnu yang bersembunyi di balik pintu pun bergegas keluar dari kamar mandi dan mengajak Adinda untuk pergi dari sana. Ibnu tidak rela meninggalkan Adinda di rumah itu sendirian, apa lagi Roy yang mabuk seperti itu. Ibnu takut jika laki-laki itu melukai Adinda. "Ayo, kita pergi dari sini." Tanpa menunggu persetujuan Adinda, Ibnu menarik tangan Adinda keluar dari kamar itu. Adinda hanya bisa nurut karena dia juga merasa takut jika Roy melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Ibnu bawa Adinda ikut bersamanya. Ibnu bawa Adinda ke rumah sakit. Dalam perjalanan Adinda hanya diam saja, dia tidak berbicara sepatah kata pun. "Maaf, kalau saya memaksa kamu untuk ikut bersama saya. Tapi yang jelas saya takut jika kamu tetap di rumah dan disakiti oleh suamimu yang sedang mabuk itu.""Tidak masalah. Saya juga takut mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 15

    Adinda baru saja sampai di rumah, kepulangan ke rumah itu langsung disambut oleh Roy. Suaminya itu sudah berdiri di depan dengan kedua tangan lipat di depan dada. Adinda tidak peduli dengan keberadaan Roy, dia melangkah masuk melewati lelaki itu. Tetapi tangannya dicekal sehingga langkahnya terhenti. Tanpa menoleh ke arah orang yang menahan tangannya, Adinda menepis tangannya dengan kasar sehingga terlepas dari cekalan tangan orang di belakangnya. "Dari mana kamu? Kenapa kamu selalu keluar setiap hari?" Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh Roy. "Aku cari Ikshan, apa kamu pernah berpikir untuk mencari keberadaan anak kita?" Adinda jawab dengan nada ketus. "Ups, aku lupa kalau kamu kan telah merekayasa kematian Ikshan." Tanpa merasa takut Adinda mengucapkan benaran yang ada. "Jaga ucapanmu Adinda, kamu harus terima kenyataan! Ikshan sudah mati!" Roy tetap kekeh menganggap Ikshan meninggal. Adinda tersenyum sinis dan berbalik badan menatap suaminya itu. Tanpa berkata-kata lagi, Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 16

    Adinda melangkah ke dalam gudang dan dia menatap Mira dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Dia melangkah mendekati Kakak iparnya itu lalu dia melepaskan ikatan pada tangan Mira dan membiarkan Kakak iparnya itu keluar. Bukannya keluar, tetapi Mira bersujud di kaki Adinda dengan raut wajah pucat pasi. Dia menahan rasa lapar karena sudah dua hari dia tidak makan ataupun minum. "Adinda, aku minta maaf. Aku minta maaf kalau sudah menyiksa Ikshan dulu. Aku minta Adinda, aku menyesal dengan perbuatanku pada Ikshan." Tidak disangka-sangka ternyata Mira melakukan itu pada Adinda. Dia meminta maaf pada Adik iparnya atas perbuatannya yang selama ini dia lakukan pada Ikshan."Aku minta maaf," ucap Mira lagi. Mungkin dengan cara yang dilakukan Adinda selama dua hari dengan cara mengurungnya di dalam gudang membuat wanita itu sadar akan kesalahannya, dan dengan penuh penyesalan dia meminta maaf pada Adinda. Adinda tidak berkata apapun, dia memundurkan langkahnya menjauh dari Mira. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 17

    Akhirnya kamu pulang juga, Adinda." "Iya, Mas. Aku pulang." Adin baru saja sampa di rumah setelah satu minggu tidak pulang ke rumah. Adinda jatuhkan bokongnya di atas sofa. Dia mengambil amplop di dalam tasnya dan dia berikan pada Roy, suaminya. Roy mengerutkan keningnya lalu membuka isi amplop tersebut. Roy membuka perlahan amplop itu dan dia sangat terkejut saat melihat tulisan pada bagian atas surat tersebut. Sebelum membaca isi surat Roy melihat ke arah Adinda dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. "Tolong ditandatangani, Mas," pinta Adinda. "Jika dengan cara ini bisa membahagiakan kamu dan Ikshan dan menyembuhkan luka di hati kalian, maka Mas akan lakukan ini. Mas akan menandatangani surat ini dan Mas akan bawa ibu dan kak Mira pergi dari rumah ini." "Mas tidak perlu pergi dari rumah ini, biar Adinda saja yang pergi. Biar Adinda yang mengalah," kata Adinda "Adinda ini rumah ka—" "Iya, ini rumah yang Mas beli pakai uang hasil jerih parah aku, tapi Adinda tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08

Bab terbaru

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 45

    “Apa-apaan kamu, Sari!” pekik Ikshan. Dia berusaha mendekati Sari dan memegang kedua tangan dokter wanita itu. “Sekali lagi kamu nyakitin aku, tidak segan-segan aku laporkan kamu ke kantor polisi!” ucap Ikshan. Dia berhasil membawa Sari keluar dari ruangannya. Mendengar suara Ikshan dan Sari yang bertengkar di dalam ruangan beberapa perawat langsung berlari ke arah kedua dokter. Lusi selaku perawat di rumah sakit itu ia langsung melerai keduanya. “Kamu tidak pernah balas perasaan aku, kamu jahat Ikshan!” ujar Sari dengan suara lantang. “Kamu lebih memilih wanita gila itu, kamu dan dia sama-sama gila!” Sari terus saja berteriak dan memukul dada bidang Ikshan. Ikshan tidak peduli dengan perkataan dokter Sari, dia meminta pada salah satu perawat untuk mengobati luka yang dilempari oleh Sari. Lusi berteriak memanggil satpam meminta satpam untuk mengamankan Ikshan dan Sari.Setelah satpam mengamankan Sari, Lusi menemui Ikshan dan dia mengambil alih dari perawat lain untuk mengobati

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 44

    Setelah kejadian Robby yang masuk ke dalam halaman rumah Jannah dan mencoba untuk meneror dan menghabisi Jannah, Ikshan terus saja menjaga wanita itu dan bawa Jannah ikut bersamanya. Apa lagi ada kejanggalan saat Jannah yang dipindahkan ke rumah sakit lain, membuat Ikhsan bertekat untuk bawa Jannah dan dia akan mencari tahu orang yang sudah menyuntik obat keras ada tubuh Jannah hingga wanita itu berteriak dan berontak seperti orang gila. Kedatangan Robby ke rumah Jannah sudah diketahui oleh kedua orang tua Jannah dan juga Ikshan. Mereka sudah mengeceknya lewat CCTV. Walaupun Robby memakai topeng, tetapi kedua orang tua Jannah mengenalinya. Kedua orang tua Jannah juga akan melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian dan sekarang pihak polisi tengah menyelidiki.Saat ini, Ikshan dan Jannah baru saja sampai di kediaman Ikshan. Ikhsan sendiri yang ada piket pagi pun harus berangkat kerja, dia langsung bersiap diri untuk berangkat ke rumah sakit. “Kamu di rumah saja,” kata Ikshan pada

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 43

    Ikshan menginap di kediaman Jannah. Mereka juga sudah bawa Jannah keluar dari rumah sakit. Hanya selama ini kondisi Jannah memburuk karena ada orang jahat yang menyuntikkan obat ke dalam tubuh Jannah, sehingga wanita itu berontak dan teriak seperti orang gila. Saat ini kondisi Yura sudah kembali normal dan sebenarnya wanita itu sudah sembuh sejak di rumah sakit tempat Ikshan bekerja, tetapi karena disuntik dengan obat keras yang membuat Jannah berontak dan teriak-teriak seperti orang gila yang membuatnya terus dirawat di rumah sakit. “Apa bisa Jannah ikut bersama saya?” Ikshan meminta izin untuk bawa Jannah ikut bersamanya. Dia ingin menyelidiki lebih lanjut mengenai orang yang menyuntik otak ke dalam tubuh Jannah. “Boleh, dok. Tapi, apakah tidak merepotkan dokter?” Kedua orang mengizinkan Jannah ikut bersama dokter Ikshan, tetapi mereka takut merepotkan laki-laki itu. “Tidak ada yang merepotkan, justru saya senang. Karena nantinya Jannah bisa nemenin adik saya di rumah.” Ikshan

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 42

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia meletakkan tasnya diatas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang ditempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah kemana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 41

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia letakkan tasnya di atas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang di tempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah ke mana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 40

    ANAKKU GILA S2 12Ibnu baru saja pulang dari kantor polisi, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa menolong Arunika dari kasus tersebut. Karena orang yang melaporkan Arunika ke pihak polisi memiliki bukti yang sangat kuat. Bukti berupa video dan juga foto saat Arunika saat membunuh korban. “Ayah tidak bisa membantu Arunika, semua bukti yang diserahkan ke kantor polisi sudah sangat jelas kalau dialah pelaku yang bunuh korban.” Ibnu berucap lirih dengan raut wajah sendu. “Jika barang bukti sudah membuktikan Arunika adalah pelaku, Ikhsan rasa kita tidak perlu mencari pembelaan apapun. Itu adalah kesalahannya dan dia harus terima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.” Ikshan meminta kedua orang tuanya untuk tidak perlu mencari pembelaan untuk memperingankan hukuman pada sepupunya. “Tapi bagaimana kalau keluarga korban meminta hukuman mati?” Ibnu masih memikirkan Arunika, dan dia juga merasa kasihan pada gadis yang dia besarkan dengan kasih sayang. Ya, walaupun Arunika sering m

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 39

    ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKWArunika berdiri di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Raut wajahnya terlihat sangat kegirangan. Ia tampak sangat senang melihat kedatangan Ivan.Ivan terlihat sangat buru-buru dengan raut wajah cemas. Laki-laki itu menyeret tangan Arunika masuk ke dalam rumah kontrakan wanita itu.Sikap Ivan membuat Arunika bingung dan penuh tanda tanya. Dia melepaskan tangan Ivan hingga tangan laki-laki itu menjauh darinya.“Apa-apaan kamu?!” bentak Arunika setelah berhasil melepaskan tangannya dari cengkeraman Ivan.Ivan menatap nyalang Arunika, begitu pula dengan Arunika yang tak kalah sengit menatap laki-laki di hadapannya.“Mana uang hasil kamu jual adik sepupu aku yang sialan itu?!” Arunika mengulurkan salah satu tangannya, meminta uang dari Ivan.Ivan mengibas tangan wanita itu dan tersenyum sinis. “Apa katamu? Uang? Tidak ada uang!” ucap Ivan sambil mendorong tubuh Arunika menjauh darinya.“Tidak ada uang? Adik sepupumu itu sudah bunuh ketiga

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 38

    Jelita menundukkan kepalanya, membenamkan wajah di antara kedua lututnya. Tubuhnya bergetar hebat saat sebuah tangan menyentuh pundaknya dari belakang.“Kak Ikshan, Ibu, Ayah. Jelita takut,” gumam Jelita dalam hati, disertai isak tangis yang tidak bisa ia bendung lagi.“Jelita?” panggil suara seorang pria.“Jangan sentuh saya! Saya mohon, jangan perkosa saya,” Jelita memohon pada orang itu untuk tidak menyentuhnya, sambil menepis tangan yang ada di punggungnya.“Jangan takut, Jelita,” ucap pria itu, memegang kuat punggung Jelita dan merangkulnya dengan erat. Pria itu adalah Ibnu.Ibnu berhasil melacak keberadaan putrinya dan menemukannya menangis di pinggir jalan dalam keadaan takut.“Ini Ayah, Jelita.”Mendengar perkataan Ibnu, Jelita perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah belakang. Ia menangis histeris saat melihat ayahnya memeluknya.“Ayah? Jelita takut.” Jelita semakin menangis.“Ayah, ada laki-laki bajingan yang mau menodai Jelita. Jelita takut, Ayah,” ucap Jelita sambil te

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 37

    “Dia masih perawan. Jadi, saya minta bayarannya lebih mahal dari yang kemarin.” Laki-laki itu tengah bernegosiasi dengan teman-temannya. Laki-laki itu adalah Ivan, dan orang yang dimaksud olehnya adalah Jelita.Ivan menculik gadis itu saat dia tengah menunggu taksi di halte sekolah, dan itu semua atas perintah Arunika. Arunika sengaja melakukan itu agar bisa menggantikan dirinya untuk melayani teman-teman Ivan, dan uang dari teman-teman Ivan dibagi dua dengannya.“Bagaimana? Apa kalian mau?” tanya Ivan.“Berapa yang harus kami bayar?” tanya salah satu temannya Ivan. Laki-laki berperut buncit dan berkulit hitam itu adalah orang yang meniduri Arunika kemarin.“Kalian bertiga cukup membayarnya 10 juta, dan kalian bisa memakainya seharian,” ucap Ivan, menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh teman-temannya.Ketiga teman Ivan masih berpikir, mereka saling memandang dan mencoba untuk berdiskusi.Sedangkan di dalam kamar, Jelita tengah berusaha untuk kabur dari laki-laki bejat itu.‘Aku h

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status