Rasa lega yang Iriani rasakan tadi ternyata tak lama. Setelah kemarahan bertubi juragan Darsa muntahkan untuk anak buahnya di telepon tadi, malah membuat lelaki berhidung bangir itu membutuhkan sesuatu untuk melegakan amarahnya.Bayangan mantan kekasihnya bersama sepupu tiri yang berkhianat menari-nari di kepalanya. Juragan Darsa bukan cemburu, tapi lelaki ini merasakan marah dan geram. Lelaki ini merasa begitu tak berharga. Diselingkuhi sedemikian rupa oleh wanita yang mati-matian ia bela di depan ibunya.“Iriani!” panggilnya dengan suara berat dan wajah yang memerah menahan geram dan amarah.“Y-ya, Mas.” Iriani menajwab dengan gugup, sebab melihat bagaimana tadi murkanya lelaki ini. Entah apa yang disampaikan oleh anak buahnya di seberang sana, hingga segala macam umpatan keluar dari mulut lelaki ini.“Kamu istriku, kan?”Seperti orang bo doh yang bertanya, padahal ia sudah tahu jawabannya.“Ya, aku istrinya, Mas Darsa.” Iriani coba menjawab dengan lembut. Ia coba menempatkan diri
Apa tadi itu? Kebahagiaan? Atau hanya sekadar pelampiasan rasa seorang lelaki. Ah, bukankah seorang pria bisa membeli walau tanpa rasa. Mungkin Iriani yang terlalu naif. Inginkan sesuatu yang lebih dari sentuhan selembut tadi. Walau ada do’a indah yang mengawali. Namun, tak ada kecupan sayang setelahnya.Sebab juragan Darsa langsung ambruk setelahnya. “Bersih-bersihlah, lalu saya antar kamu pulang duluan,” katanya tanpa menoleh ke arah Iriani yang berusaha menahan perih dan rasa tak nyaman dibawah sana.Bahkan noda merah yang tertinggal di seprei putih itu, hanya dilihat oleh suaminya tanpa ucapan terima kasih atau ucapan apapun yang mungkin bisa menghibur hati Iriani setelah melewati hal baru sambil melepas sesuatu yang begitu berharga dalam hidupnya.Iriani bahkan yakin, tempat dimana juragan ingin membawanya, bukanlah ke hotel tadi.Benar-benar miris dan Iriani kecewa.Kecewa sebab dirinya sudah salah, menilai. Dikiranya juragan Darsa benar-benar ingin memulai hubungan ini selaya
Iriani tak ingin luluh dengan tulisan permintaan maaf itu. Perempuan ini lebih tertarik mencari tahu bagaimana lelaki ini bisa masuk dan tahu-tahu sudah ngorok sambil memeluknya sesubuh ini.Apa pintu kamar ini dicungkilnya atau di dobraknya. Apa ia senyenyak itu tidurnya hingga tak mendengar pintu ini dibuka paksa.Iriani menggeleng jengkel. Baginya juragan Darsa ini seolah tak berperasaan, datang dan pergi seenak hati, seolah Iriani hanya boneka yang tak harus dianggap. Bahkan Iriani mulai ilfeel. Permintaan maaf dan permohonan lelaki itu untuk memulai semuanya dari awal bersama Iriani, ia anggap hanya bualan semata. Andai dimasukkan kedalam hati, tentu akan menyakiti perasaannya sendiri.Dilepasnya pergelangan berbulu itu yang setia melilit perut ratanya. Dengan pelan ditaruhnya pergelangan berkulit coklat itu di atas bantal guling, kemudian Iriani beringsut pelan-pelan turun kebawah.Ingin segera mandi sebelum waktu subuh masuk. Namun belum sempurna kakinya memijak lantai, tubuhn
Walau dengan setengah hati, bu Sarmi terpaksa memberi restu pada Diani dan Haidar untuk menikah.Sebab kesalahan di masa lalu yang pernah dilakukan keduanya, yang jelas-jelas melukai hati seorang ibu. Meski Diani ternyata kembali melakukan hal itu bersama juragan Darsa berulang kali. Namun lelaki itu menjanjikan pernikahan, karna ada rasa yang memang terpupuk. Entah rasa cinta atau sayang semata.Yang jelas, juragan Darsa serius ingin menikahi Diani. Namun perempuan ini sendiri yang lari meninggalkan lelaki duda itu, setelah memanipulasi rasa dan beberapa keping harta milik lelaki itu.“Sah!”“Sah!”Ramai suara beberapa tetangga dan kerabat yang menghadiri pernikahan sederhana antara Diani dan Haida, menjadi saksi pernikahan mereka.Akhirnya menikah juga. Walau bukan dengan juragan Darsa, setidaknya Diani kembali pada mantan kekasih yang dulu menghilang.Banyak yang bertanya-tanya siapa lelaki ini, tapi banyak juga yang sudah tahu siapa Haidar bagi Diani di masa lalu.Pernikahan yan
Tak perlu menunggu waktu lama, bagi Diani untuk merasakan penyesalan itu. Tak sampai tiga bulan, niat culas Haidar membuatnya menjauh dari juragan Darsa sudha mulai terlihat. Ternyata benar kata lelaki yang dulu begitu memujanya, bila beberapa keluarganya ingin merebut sebagian harta warisan yang sudah menjadi miliknya.Benar, bila juragan Darsa juga menyentuhnya. Namun lelaki serius ingin bertanggungjawab dengan apa yang telah ia perbuat. Hanya saja ia terpengaruh dengan hasutan Haidar. Belum lagi, saat lelaki itu mengobarkan kenangan indah di masa silam antara mereka.Dan, Diani hari ini diminta oleh suaminya untuk menemui juragan Darsa untuk meminta sejumlah uang ganti rugi akibat dari apa yang lelaki itu dulu lakukan.Tak tahu malu!Haidar seolah-olah menggadai istrinya sendiri.Dan Diani benar-benar murka.“Apa maksud kamu, Mas?”Diani menggeram menahan amarahnya. Ternyata laki-laki pilihannya ini tak berubah. Memang tega. Memang culas.“Kamu tahu kan, kita sedang kesusahan uang
Mbok Sum berdiri cemas, di depan pintu kamar besar itu. menunggu istri majikannya keluar dari dalam dan memperlihatkan hasil dari benda pipih itu. bukan ingin kepo dengan hasilnya, tapi karna majikan perempuan meminta perempuan yang sudah bekerja cukup lama di rumah ini, untuk segera melaporkan hasilnya.Bu Namira rasanya sungguh tak sabar ingin segera menimang cucu dari putra satu-satunya. Juragan Darsa bukan kali pertama ini memiliki istri. Lelaki berhidung bangir itu pernah menikah beberapa tahun lalu. namun, pada pernikahan pertamanya, lelaki itu tak mendapat keturunan. Bahkan, hingga tahun ketiga pernikahannya bersama seorang perempuan cantik bernama Laksmi, keduanya tak ada keturunan. Hingga perempuan yang menjadi cinta pertamanya itu meninggal, akibat wabah beberapa tahun lalu.Sebab itu, pada pernikahan kali ini, bu Namira betul-betul berharap ada cucu yang hadir antara putranya dan perempuan pilihan beliau.Ya, pilihan beliau. Sebab dari sekian banyak foto gadis-gadis perk
Juragan Darsa menyimpan kembali ponselnya setelah menghapus gambar wajah babak belur itu. Lelaki ini tahu, bila Diani sudah menjadi istri dari sepupu tirinya. Jadi, dirasa tak ada pentingnya untuk menanggapi pesan gambar itu.Lalu lelaki ini memilih mengecup wajah lelap istrinya, kemudian benar-benar masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan dirinya.Ia ingin enyahkan pikiran itu. Pikiran yang dibayangi wajah babak belur mantan kekasihnya. Sudah cukup masalah di perkebunan yang ditimbulkan oleh suami mantan kekasihnya, mendestruksi pikiran lelaki ini.Dan masalah perasaannya sendiri. Mungkin sebaiknya memang juragan Darsa menutup pintu hatinya untuk perempuan itu. Sebab sekarang ada perempuan yang tengah mengandung penerusnya.Perempuan baik-baik pilihan ibunya. Walau begitu sederhana dan jauh dari kata sepadan dari segi ekonomi, tapi lelaki ini pelan tapi pasti, mulai membuka pintu hatinya untuk permaisuri pengganti.Lelah menangis dalam kemarahannya. akhirnya netra terpejam itu memb
“Nggak mungkin. Nggak mungkin!”Bibi Hilda menggeleng-gelengkan kepalanya. Rasanya tak terima dengan kabar yang dibicarakan oleh para tetangganya.Ingin sekali rasanya perempuan bertubuh subur ini, membungkam mulut panas para tetangganya itu.Inginnya membungkam. Namun video itu jelas menujukkan wajah putri kesayangannya sedang dimaki-maki oleh seorang perempuan yang sedang hamil.“Kenapa, Bu?”Paman Bahar yang baru pulang dari menghabiskan uang yang tersisa di meja judi, keherana melihat istrinya yang tampak gusar dan berbicara sendiri.“Astaga, Bapak sudah pulang. Ibu nggak dengar suaranya masuk.”Semakin paniklah bibi Hilda, sebab ia tak ingin suaminya tahu berita ini. Namun bagaimana ini. Harus dengan cara apa disembunyikan aib ini. Sedangkan, nyaris semua tetangga sudah tahu.“Kamu mikir apa? Kok jadi panik begitu? Ada yang gangguin tadi di pasar?”“Eh, nggak, Pak. Nggak ada!” jawab bibi Hilda sedikit gugup.Duh, bagaimana ini. Ingin ditanya dulu kebenaran itu pada putrinya. Namu