Share

Chapter 6

Setelah membereskan barang-barangnya di kamar asrama. Keyra mulai berjalan keluar dengan tujuan untuk mencari makan dan kerja.

"Ayo semangat!" kata Keyra dengan nada suara semangat.

"Pertama cari kerja, kedua pertahanin nilai kalau bisa tingkatin nilainya ketiga lulus dari universitas dan menjadi sarjana" kata Keyra dengan senyum semangat.

"Gue pasti bisa, cukup gak buat masalah dan menjadi tranparan" kata Keyra dengan mata berbinar. Tanpa dia sadari ada sesuatu hal besar yang menantinya di depan mata.

Setelah beberapa menit dia berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya dia sampai di warung makan yang ada di pinggir jalan.

"Bu pesen nasi pecel sama air putih" kata Keyra dengan senyum manisnya.

"Tunggu sebentar" kata sang penjual dan mulai membuat pesanan milik Keyra.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya datang. Dengan lahap Keyra memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitatnya.

Tak butuh waktu yang lama akhirnya makanan milik Keyra habis.

"Berapa bu?" Tanya Keyra kepada penjaga warung.

"Tiga puluh ribu" kata sang penjaga warung.

"Ini bu uangnya" kata Keyra sambil menyerahkan uang pas.

Setelah membayar makanannya Keyra mulai berjalan kembali. Tujuannya saat ini adalah mencari tempat kerja untuk memenuhi kebutuhannya. 

Sudah banyak tempat kerja yang dia datangi tapi rata-rata tak ada yang menerima seorang karyawan yang sedang sekolah atau kuliah. Dengan lesu Keyra menyusuri jalan. 

"Sekian banyaknya tempat kerja yang gue datengin tapi mereka nolak lamaran gue" kata Keyra dengan lesu.

"Gak semulus bayangan gue" lanjutnya dengan lesu.

Sudah lama dia berjalan menyusuri jalan dan saat ini hari mulai sore. Di lihat dari warna awan mungkin sekarang sudah pukul empat atau setengah lima.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba Keyra mendengar suara seperti benda jatuh.

'Bruk'

"Apaan tuh? Harta karun kah?" kata Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.

"Lah orang jatuh ternyata, gue kira harta karung" kata Keyra sambil menatap ke arah sumber suara dengan tatapan datar.

"Gak bergerak tuh orang? Mati kah?" kata Keyra dengan santai dan berjalan ke arah orang tadi.

"Kasihan juga kalau di lihat-lihat" kata Keyra saat sudah sampai di dekat orang tadi. Dengan susah payah Keyra mencoba mengangkat motor milik orang tadi yang menimpa tubuhnya.

"Akhh! Motornya banyak dosa nih pasti, berat banget" kata Keyra saat sudah berhasil mendirikan motor tadi setelah bersusah payah.

"Woy! Bagun jangan mati" kata Keyra sambil mengoyangkan tubuh orang tadi.

"Gak ada orang pula" kata Keyra sambil melihat kesekelilingnya.

Keyra mulai mendekatkan tangannya ke arah helm milik orang tadi berniat untuk melepaskannya. Saat sudah terlepas betapa terkejutnya dia bahwa orang yang sedang dia tolong adalah Viki.

"Lah? Dia?" kata Keyra dengan nada suara tak percaya.

"Dari banyaknya orang di jakarta, kenapa yang pertama gue temui di jakarta nih orang?" kata Keyra dengan malas.

"Berasa ketemu sama tokoh antagonis di novel" gumang Keyra dengan tatapan malas.

"Tapi kasihan juga" kata Keyra dan mencoba membangunkan Viki. Mulai dari menepuk pipinya, memencet hidungnya dengan keras bahkan dia berniat untuk menghantam kepala Viki dengan batu. Di tengah-tengah keputus asaanya akhirnya ada tanda-tanda kehidupan dari tubuh Viki.

"Eggh" gumang Viki sambil mengkerutkan dahinya menahan sakit.

"Lu gak apa-apa?" tanya Keyra sambil membantu Viki untuk duduk.

"Kepala gue sakit" kata Viki menjawab pertanyaan Keyra.

"Lepas aja kepalanya" kata Keyra dengan tenang.

Mendengar jawaban dari lawan dengan susah payah Viki melihat ke arah Keyra.

"Siapa lu?" tanya Viki dengan kerutan di dahinya.

"Manusia" balas Keyra dengan malas.

"Ya tau lu manusia masa iya elu malaikat maut" kata Viki dengan kesal.

"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status