Setelah membereskan barang-barangnya di kamar asrama. Keyra mulai berjalan keluar dengan tujuan untuk mencari makan dan kerja.
"Ayo semangat!" kata Keyra dengan nada suara semangat.
"Pertama cari kerja, kedua pertahanin nilai kalau bisa tingkatin nilainya ketiga lulus dari universitas dan menjadi sarjana" kata Keyra dengan senyum semangat.
"Gue pasti bisa, cukup gak buat masalah dan menjadi tranparan" kata Keyra dengan mata berbinar. Tanpa dia sadari ada sesuatu hal besar yang menantinya di depan mata.
Setelah beberapa menit dia berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya dia sampai di warung makan yang ada di pinggir jalan.
"Bu pesen nasi pecel sama air putih" kata Keyra dengan senyum manisnya.
"Tunggu sebentar" kata sang penjual dan mulai membuat pesanan milik Keyra.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya datang. Dengan lahap Keyra memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitatnya.
Tak butuh waktu yang lama akhirnya makanan milik Keyra habis.
"Berapa bu?" Tanya Keyra kepada penjaga warung.
"Tiga puluh ribu" kata sang penjaga warung.
"Ini bu uangnya" kata Keyra sambil menyerahkan uang pas.
Setelah membayar makanannya Keyra mulai berjalan kembali. Tujuannya saat ini adalah mencari tempat kerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Sudah banyak tempat kerja yang dia datangi tapi rata-rata tak ada yang menerima seorang karyawan yang sedang sekolah atau kuliah. Dengan lesu Keyra menyusuri jalan.
"Sekian banyaknya tempat kerja yang gue datengin tapi mereka nolak lamaran gue" kata Keyra dengan lesu.
"Gak semulus bayangan gue" lanjutnya dengan lesu.
Sudah lama dia berjalan menyusuri jalan dan saat ini hari mulai sore. Di lihat dari warna awan mungkin sekarang sudah pukul empat atau setengah lima.
Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba Keyra mendengar suara seperti benda jatuh.
'Bruk'
"Apaan tuh? Harta karun kah?" kata Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.
"Lah orang jatuh ternyata, gue kira harta karung" kata Keyra sambil menatap ke arah sumber suara dengan tatapan datar.
"Gak bergerak tuh orang? Mati kah?" kata Keyra dengan santai dan berjalan ke arah orang tadi.
"Kasihan juga kalau di lihat-lihat" kata Keyra saat sudah sampai di dekat orang tadi. Dengan susah payah Keyra mencoba mengangkat motor milik orang tadi yang menimpa tubuhnya.
"Akhh! Motornya banyak dosa nih pasti, berat banget" kata Keyra saat sudah berhasil mendirikan motor tadi setelah bersusah payah.
"Woy! Bagun jangan mati" kata Keyra sambil mengoyangkan tubuh orang tadi.
"Gak ada orang pula" kata Keyra sambil melihat kesekelilingnya.
Keyra mulai mendekatkan tangannya ke arah helm milik orang tadi berniat untuk melepaskannya. Saat sudah terlepas betapa terkejutnya dia bahwa orang yang sedang dia tolong adalah Viki.
"Lah? Dia?" kata Keyra dengan nada suara tak percaya.
"Dari banyaknya orang di jakarta, kenapa yang pertama gue temui di jakarta nih orang?" kata Keyra dengan malas.
"Berasa ketemu sama tokoh antagonis di novel" gumang Keyra dengan tatapan malas.
"Tapi kasihan juga" kata Keyra dan mencoba membangunkan Viki. Mulai dari menepuk pipinya, memencet hidungnya dengan keras bahkan dia berniat untuk menghantam kepala Viki dengan batu. Di tengah-tengah keputus asaanya akhirnya ada tanda-tanda kehidupan dari tubuh Viki.
"Eggh" gumang Viki sambil mengkerutkan dahinya menahan sakit.
"Lu gak apa-apa?" tanya Keyra sambil membantu Viki untuk duduk.
"Kepala gue sakit" kata Viki menjawab pertanyaan Keyra.
"Lepas aja kepalanya" kata Keyra dengan tenang.
Mendengar jawaban dari lawan dengan susah payah Viki melihat ke arah Keyra.
"Siapa lu?" tanya Viki dengan kerutan di dahinya.
"Manusia" balas Keyra dengan malas.
"Ya tau lu manusia masa iya elu malaikat maut" kata Viki dengan kesal.
"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.
"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya."Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra."Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka."Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka."Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki."Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras."Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas."Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh."Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah ja
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar."Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama."Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan.Beberapa menit telah berlalu
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal."Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh."Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara."Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas."Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara."Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh."Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya."Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar."Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta
Di depan cafe Keyra mulai bisa mengambil nafas lega, seperti tahanan yang baru terbebas dari penjara. Devan yang melihat gerak gerik Keyra dari belakang sedikit mengerutkan dahinya.‘Gue masih gak paham sama situasi sekarang. Apa yang gue lewati setelah kembali ke tubuh gue? Kenapa banyak yang berubah?’ batin Keyra dengan heran.“Lu kenapa?” tanya Devan dengan heran.“Emang gue kenapa?” tanya Keyra balik.“Gerak gerik lu kayak tahanan baru keluar dari penjara” kata Devan dengan datar.“Ah, mungkin gue lega karena bisa pulang” kata Keyra dengan tenang.“Oh” balas Devan dan ingin berjalan meninggalkan Keyra sendiri tapi terhenti karena panggilan seseorang.“Devan” panggil Keyra dengan ragu.“Apa?” balas Devan dengan datar.“Emm, gue mau tanya sama elu” kata Keyra sambil menatap ke arah Devan.“Apa?&rdquo
Di salah satu lorong universitas A terlihat seorang gadis sedang berjalan dengan raut wajah bahagia.“Akhirnya gue bisa jadi mahasiswi di sini” gumang Keyra dengan nada suara bahagia.“Senangnya hati ini” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Udah lama gak ngerasain suasana kayak gini’ batin Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah aula kampus berada. Di sepanjang lorong aula kampus tak banyak mahasiswa yang berlalu lalang hanya beberapa mahasiswa yang berkepentingan.Saat ini Keyra sedang menikmati suasana kampus sambil mengenang masa-masa sekolahnya dulu.Di lain sisi.Saat ini Arka sedang sibuk menyiapkan semuanya. Sebagai ketua grup pekerjaannya cukup banyak. Dia sudah berada di kampus dari pukul 6 pagi tadi.Dengan langkah santai Arka berjalan ke arah aula kampus sambil membaca laporan yang ada di tangannya. Dia juga tak tahu bagaimana ca
Sudah hampir satu jam semenjak acara penyambutan mahasiswa/i baru di mulai. Di sepanjang acara, Keyra memperhatikan dengan malas dan acuh. Sebenarnya dia sudah cukup malas mendengar pidato dari beberapa orang di depan. Dia berharap acara ini segera berakhir.‘Nih beo satu juga gak bisa diem dari tadi’ batin Keyra yang sudah merasa malas dengan suara bising dari Ami.“Acara selanjutnya penyambutan dari mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik di semester ini, dipersilahkan kepada ananda Arka untuk menaiki podium” kata sang pembawa acara dengan bahagia.“Arka?” gumang Keyra dengan raut wajah sedikit terkejut.‘Gak mungkin orang yang samakan?’ batin Keyra dengan cemas.“Kamu kenal Key?” tanya Ami dengan heran.“Enggak” balas Keyra dengan santai.Arka mulai berjalan menuju podium dengan raut wajah datar dan anehnya itu yang membuat beberapa kaum Hawa berisik.